Minat Baca Loyo, Perpustakaan Sekolah Harus Diberdayakan
Suasana perpustakaan di salah satu SMA di AS, bagaimana dengan di Indonesia? |
Menurut Santi, salah seorang kepala sekolah SMP di bilangan Jakarta Timur (Jaktim), persoalan rendahnya minat baca harus menjadi perhaian serius. Dari sisi sekolah, harus dimulai dengan pemberdayaan perpustakaan.
"Dulu banyak sekolah yang belum memiliki perpustakaan, namun setelah mempunyai perpustakaan ternyata belum bisa memfungsikannya secara maksimal, dan belum ada pemberian pelayanan yang maksimal," kata Santi kepada Jakarta Observer, di Jakarta, hari ini.
Dalam pengamatan Santi, perpustakaan ramai hanya pada waktu-waktu tertentu seperti ujian misalnya. Kepala sekolah dan para guru kurang memberikan perhatian serius terhadap peran penting perpustakaan sekolah itu.
"Seharusnya perpustakaan sekolah harus dibuat menjadi bagian terpenting dari semua siswa. Kepala sekolah dan guru-guru harus selalu. membuat praktik unjuk kerja yang harus melibatkan perpustakaan sebagai referensi tulisan atau penelitian siswa. Dengan cara ini akan dihasilkan siswa yang selalu membaca terutama dekat dengan perpustakaan," kata dia.
Kenyataan yang terjadi perpustakaan sekolah tidak menyediakan buku-buku pegangan siswa padahal buku-buku itu pada dasarnya adalah buku sumbangan, namun kebanyakan hilang entah kemana.
Dia juga menyinggung pentingnya peranan pemerintah dalam hal ini Kemendikbud. Menurutnya, Kemendikbud kurang menggalakkan sosialisasi perpustakaan sekolah.
"Persoalan ini memang sudah menjadi persoalan klasik yang tidak bisa diselesaikan dan kita tidak bisa hanya menyalahkan orang tertentu sekarang yang kita pikirkan adalah bagaimana meningkatkan mutu anak didik," sambung Santi.
Dikatakan, para guru harus selalu memberi penugasan ke perpustakaan dan yang terpenting para guru harus menjadi contoh agar para guru juga rajin membaca diperpustakaan. "Dengan menjadikan perpustakaan sebagai bagian pokok yang terpenting, yakinlah bangsa ini bisa kita bangun dan negeri ini akan menjadi bangsa yang berdaulat," begitu Santi. (riduan/jo-2)
Tidak ada komentar: