Sosialisasi UU Keterbukaan Informasi Publik oleh Sudin Dikdas Tertutup

Ilustrasi
JAKARTA, JO- Suku Dinas Pendidikan Dasar Kota Administrasi Jakarta Barat (Jakbar) mengadakan sosialisasi UU No14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik di lantai 2 Gedung B Kantor Wali Kota Jakbar.

Meskipun judulnya keterbukaan informasi, namun pelaksanaannya ternyata tertutup, sehingga membuat sejumlah kalangan yang seringkali mengkritisi para pejabat di lingkungan pendidikan, kesal.

Sebuah sumber kepada JakartaObserver.com yang ikut dalam rapat sosialisasi ini mengungkapkan, diantara pembahasan yang menjadi sorotan dalam acara ini adalah tindakan sejumlah oknum yang mengaku wartawan dan LSM yang datang ke sekolah dan meminta sejumlah uang.

Bahkan, menurut sumber yang tidak lain adalah kepala sekolah itu, adalah mereka juga suka memeras. Sebagai solusinya, menurut sumber itu, peserta rapat lainnya menyarankan agar oknum yang mengatasnamakan wartawan dan LSM itu difoto dan direkam, lalu diusir dari sekolah.

Cek Hotel di Jakarta, Bandingkan Tarifnya | Cek Hotel di Parapat, Danau Toba, Bandingkan Harga dan Baca Ulasannya | Cek Hotel di Bandung, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Cek Hotel di Surabaya, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya

Sementara itu, Ketua Umum LSM Gerakan Reformasi Indonesia Bersatu (GRIB) Ginting menyatakan, tertutupnya pembahasan mengenai UU Keterbukaan Informasi Publik merupakan hal yang salah.

"Membahas keterbukaan informasi di ruang tertutup itu juga sudah salah," kata Ginting.

Menurutnya, pembahasan seharusnya justru melibatkan wartawan dan LSM yang selalu dinilai selalu menjadi pengganggu bagi kalangan pejabat di Sudin Pendidikan Dasar.

"Wartawan dan LSM itu adalah kontrol sosial. Seharusnya kasudin Dikdas juga mengundang mereka agar terjadi kesinambungan komunikasi dan informasi yang transparan dalam sosialisasi UU No14/2008 itu," katanya.

Dikatakan, acara sosialisasi UU Keterbukaan Informasi Publik tertutup seperti itu seakan memberikan dukungan kepada seluruh kepala sekolah untuk menutup informasi terhadap wartawan dan LSM yang datang ke sekolahan untuk mendapatkan informasi.

"Tentunya kami datang ke sekolahan juga mempunyai alasan tertentu untuk mendapatkan informasi bukan untuk memeras seperti yang di katakan salah satu kepsek tadi," sambung Ginting.

Dia juga meminta kalau ada oknum wartawan, LSM juga oknum pejabat Irbanko atau kejaksaan yang memeras juga difoto dan dilaporkan. (hery lubis)



Mengunjungi London? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Wisata ke New York? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Jalan-jalan ke Las Vegas? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.