Kondisi Sulit, Pedagang Pasar Cawang Kavling Minta Gubernur Pramono Anung Tunda Pembayaran Hak Pemakaian Tempat Usaha
![]() |
Foto: Pasar Cawang Kavling |
Alasannya, kondisi ekonomi saat ini sedang sulit. Para pembeli yang datang ke pasar sepi, dan para pedagang kesulitan bahkan untuk membayar CMS bulanan pun tidak mampu karena minimnya pendapatan.
"Jangankan untuk bayar Hak Pemakaian Tempat Usaha yang jumlahnya puluhan juta, terus terang saja untuk bayar CMS bulanan Rp250 ribu saja sudah susah. Pembeli sepi apalagi yang lantai atas. Jadi kita minta Pak Gubernur untuk menunda dulu untuk beberapa tahun ke depan," kata seorang pedagang, Hendra, 45, di Jakarta, Senin (13/10/2025).
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perumda Pasar Jaya No 138 Tahun 2025 tanggal 20 Agustus 2025 tentang Penetapan Harga Hak Pemakaian Tempat Usaha di Pasar Cawang Kavling Jaktim Area 7 Perumda Pasar Jaya, untuk lantai dasar ditetapkan sekitar Rp28 Juta-Rp50 juta per kios untuk luas 4 meter dengan harga pokok Rp11.261.161 untuk kios dan Rp7.207.207 untuk los belum termasuk PPN; sedangkan lantai 1 (satu) Rp20 juta untuk luas 4 meter, dengan Harga pokok Rp4.504.505 per kios.
"Harga Rp20 juta sampai Rp50 juta itu bukan jumlah yang kecil bagi pedagang kecil seperti kami," sambungnya.
Dia mengakui memang sudah ada kesepakatan antara pedagang dengan pihak pasar untuk mencicil pembayaran yaitu dengan skema pembayaran down payment (DP) dicicil selama tiga bulan mulai 1 Oktober 2025 smpai 31 Desember 2025, dan sisa pembayaran Harga PHP dibayarkan selama 36 bulan yang pembayaran dimulai 1 Januari 2025 sampai 31 Desember 2028.
"Masalahnya uangnya tidak ada. Kami kalau bisa memohon agar kewajiban ini kita tunda saja sampai 2 tahun ke depan. Tolong jangan disegel dulu karena hal itu sangat menyakitkan bagi kita yang sudah berjuang sejak lama di tempat ini. Kita tidak menolak pembayarannya, kita akan bayar, tapi hanya minta penundaan saja sampai kondisi lega sedikit. Kita harusnya fokus supaya pembeli datang ke Pasar Cawang Kavling," katanya.
"Kami tidak salahkan siapa-siapa, kita juga apresiasi kepala pasar yang baru yang mencoba untuk mendukung para pedagang. Jadi ini hanya permohonan yang bisa membuat situasi pasar bisa terselamatkan. Kita tidak mau pedagang akhirnya terpaksa tutup semua yang membuat pasar makin sepi. Padahal pasar penting untuk membangkitkan ekonomi," begitu Hendra. (jo6)
Tidak ada komentar: