Menjaga Kerukunan, Bersyukur Diberikan Bumi Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika
![]() |
Marinus Gea saat melakukan Sosialisasi Empat Pilar MPR di Gedung Serbaguna Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (22/3/2025). |
Hal itu diungkapkan anggota DPR/MPR dari Fraksi PDI Perjuangan Marinus Gea saat melakukan Sosialisasi Empat Pilar MPR di Gedung Serbaguna Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (22/3/2025).
“Kita jangan sampai mudah terhasut oleh isu hoaks yang disebarkan oknum-oknum tertentu yang bisa memacu perpecahan bangsa kita,” ucap Marinus, anggota DPR dari Dapil Banten III meliputi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.
Dijelaskan, Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan negara Republik Indonesia yang berasal dari bahasa Jawa Kuno, artinya "Berbeda-beda tetapi tetap satu." Semboyan ini tercantum dalam lambang negara Garuda Pancasila dan menjadi simbol persatuan dalam keberagaman bangsa Indonesia.
Indonesia lahir dengan begitu banyak kekayaan perbedaan. Menurut data, Indonesia memiliki sekitar 17.000 pulau, lebih dari 700 bahasa daerah, dan sekitar 1.340 suku. Data ini menunjukkan keragaman budaya yang luar biasa di Indonesia. Tapi selain membanggakan, keberagaman ini juga berpotensi menyebabkan perpecahan.
“Kita harus bersyukuri diberikan bumi Indonesia. Kita harus saling menjaga untuk menjaga keberagaman kita,” harapnya.
Bhinneka Tunggal Ika mencerminkan kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa, agama, bahasa, budaya, dan adat istiadat. Namun, di tengah keberagaman itu, kita tetap satu dalam semangat kebangsaan Indonesia. Nilai-nilai utama yang terkandung di dalamnya antara lain toleransi, gotong-royong, dan kesetaraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
Marinus juga mengingatkan sebagai salah satu dari Empat Pilar Kebangsaan, Bhinneka Tunggal Ika berfungsi sebagai Perekat sosial yang menjaga keharmonisan antarwarga, landasan moral untuk membangun kehidupan bersama yang damai, panduan sikap dalam menghadapi isu-isu intoleransi, radikalisme, dan konflik identitas, penguat semangat nasionalisme tanpa meniadakan perbedaan. (jo3)
Tidak ada komentar: