Pembangunan Betonisasi di Desa Panongan Terkesan Asal Jadi, Warga Protes

Penampakan proyek betonisasi di Desa Panongan, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Banten.

KABUPATEN TANGERANG, Jakartaobserver.com- Proyek betonisasi di RT 01/01 di Desa Panongan, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Banten sedang menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat, karena terkesan dikerjakan asal jadi.
 
Dari pantauan media di lokasi, Kamis (27/7/2023), terlihat papan anggaran senilai Rp 198.471.000,00 yang bersumber dari APBD Kabupaten Tangerang melalui Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBM&SDA) tahun anggaran 2023, dilaksanakan oleh CV Tuah Timan.
 
Menurut Ade,40, seorang warga RT 01/ RW 01 Desa Panongan,dengan anggaran yang dinilai sangat besar dan fantastis itu diduga tidak sesuai dengan harapan masyarakat.
 
"Dengan pembangunan jalan tersebut sebenarnya masyarakat merasa bersyukur karena akses jalan masyarakat jadi semakin bagus, namun timbul kekecewaan masyarakat, karena proyek pembangunan jalan tersebut tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau rencana anggaran biaya (RAB)," protesnya.
 
Dikatakan, pekerjaan jalan baru sehari selesai namun jalan sudah banyak yang retak dan pecah-pecah, dan mengalami kerusakan yang sangat parah.
 
Lapis pondasi bawah (LPB) proyek ini juga dinilai tidak maksimal karena tidak merata dalam betonisasi. Beberapa bagian badan jalan tidak menggunakan agregat sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang menyebabkan ketebalan beton bervariasi antara 10, 12, hingga 13 Cm,dan tidak sesuai seperti yang di harapkan oleh warga.

Terkait pemasangan U- dith juga yang sebelumnya sudah bagus dan saluran air/ gorong - gorong juga sangat lancar namun akibat pengerjaan jalan tersebut, U-dith tersebut mengalami Kerusakan,dan warga meminta/memohon supaya U-dit dibersihkan dan diperbaiki oleh pihak pelaksana agar drainase atau saluran air berfungsi dengan baik.
 
Namun pihak kontraktor pelaksana bernama Basit dinilainya tidak mengindahkan arahan dari warga tersebut, sehingga warga sangat kecewa karena U-dith juga tertutup oleh timbunan batu split dan ditinggalkan begitu saja tanpa ada perbaikan dan pertanggung jawaban oleh pihak Kontraktor.
 
Ade juga menyampaikan kepada wartawan kekecewaannya terhadap pihak kontraktor bahwa salah satu warga juga merasa dirugikan oleh pihak kontraktor, karena saluran air /U-dith di depan rumah salah satu warga juga hancur dan tidak ada perbaikan, respon yang baik dan tanggung jawab dari pihak kontraktor, akibat mobil molen pengangkut cor-an/ hotmic yang lalu lalang, sehingga pembangunan jalan tersebut terkesan asal jadi dan tidak memperhatikan dampak buruk terhadap kerusakan U-dith yang ditinggalkan begitu saja.
 
"Kurangnya pengawasan telah menyebabkan kecurangan dalam proyek ini dengan mengurangi bahan material,hal ini berdampak pada kualitas dan kuantitas betonisasi," ucap Ade.

Basit selaku pelaksana CV Tuah Timan  saat  dikonfirmasi lewat WA setelah proyek selesai enggan memberikan jawaban atau klarifikasi. (rndk)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.