Bimtek tanaman kedelai dan semangka Kabupaten Samosir, Sumut.

SAMOSIR, Jakartaobserver.com- Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Samosir Dr Tumiur Gultom mengundang Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sumatera utara untuk melakukan bimbingan teknik (Bimtek) tanaman kedelai dan semangka sekaligus Rembug Paripurna KTNA Kabupaten Samosir, di kantor dinas ketahanan pangan dan pertanian Kabupaten Samosir,Jumat (19/5/2023).
 
Sebanyak 36 kelompok tani yang hadir dan para penyuluh pertanian. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan produksi pertanian semangka dan kedelai di Samosir, yang selama ini masih mendatangkan dari luar.
 
Tumiur beterimakasih kepada tim KTNA yang telah memperhatikan Samosir, ia mengatakan hal ini sudah lama direncanakan, namun karena Covid-19 melanda, kegiatan ini ditunda selama tiga tahun.
Dr Tumiur Gultom memberikan bibit semangka bantuan dari kementan. 

“Kita dapat bibit semangka dari Kementrian. Kita ingin menambah kemampuan kepada kelompok tani, karena kebutuhan buah dan sayur di Samosir masih kurang,” ujar Tumiur Gultom.

Apalagi kata Tumiur, menurut Info dari BMKG sampai bulan Agustus Tahun 2023 akan mengalami cuaca ekstrim yaitu suhu tinggi, sehingga sangat dibutuhkan asupan buah-buahan.
 
Bagi bapak ibu penyulu, mari kita belajar kepada nara sumber, supaya kita dapat bimbingan dalam budidaya kedelai dan semangka,” kata Tumiur kepada para anggota kelompok tani yang hadir dalam pertemuan itu.
 
Tumiur berharap semangka tidak harus datang lagi dari luar Samosir. Ia sangat menyayangkan bahwa produksi buah di Samosir hanya mangga dan pisang. Kementrian pertanian juga menghunjuk agar Samosir salah satu daerah yang mengembangkan tanaman kedelai. Sehingga Kementan memberikan bantuan bibit Kedelai dan juga bibit Semangka.
 
"Kita berupaya tahun ini memasukkan kegiatan untuk penanaman buah yang usianya singkat. Untuk organisais KTNA pengurusnya perlu diperbaiki, sebaiknya dipilih nanti, apa manfaat bila kita bergabung dengan KTNA. Kalau organisasi ini wajib ada ditiap Kabupaten. Kepada petani tidak ada kata stop untuk belajar dan berinovasi tetap semangat,” ajak Tumiur kepada para petani.
 
Tumiur juga menjelaskan tentang kedelai yang di import adalah hasil rekayasa genetik, sehingga tidak direkomendasikan untuk dimakan manusia melainkan pakan ternak. Kalau ditanamam dikhawatirkan akan berdampak pada lingkungan. Karena kedelai itu sudah dibuat tahan kepada satu hewan. Misalnya tahan kepada kupu kupu, sehingga dapat mengakibatkan semua kupu kupu mati, padahal sangat dibutuhkan untuk proses penyerbukan pada tanaman. (josm-01)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.