Indonesia Diundang ke Kantor Pusat OECD Presentasikan Strategi Penanganan Covid-19

Diundang ke kantor pusat OECD.

JAKARTA, Jakartaobserver.com- Delegasi Indonesia diundang ke Kantor Pusat Organisasi Internasional Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) untuk mempresentasikan keberhasilan strategi Indonesia dalam penanganan Covid – 19 berbasis pendekatan komunikasi digital dan sosial. Delegasi Kominfo dihadiri oleh Anita Karolina, Devie Rahmawati, Ivana Maida, Rizky Ameliah.
 
Konferensi tahun 2022 ini bertajuk 5th meeting of the OECD Expert Group on Public Communication, dihadiri lebih dari 40 delegasi dari sedikitnya 16 negara maju di dunia. Indonesia dan Singapura diundang mewakili Asia Tenggara.
 
Profil komunikasi digital dari negara Indonesia yang memiliki jumlah populasi penduduk 277 juta jiwa orang, yang berasal dari 1300 suku bangsa, berbicara dalam lebih dari 700 bahasa lokal di wilayah, dan tinggal di wilayah kepulauan yang terdiri dari 17 ribu pulau, memiliki total pengguna internet di Indonesia ialah 202,6 juta (70 perzen dari total populasi), dan 62 persen dari total populasi ialah pengguna media sosial aktif (170 juta). Dimana Rata-rata penggunaan media sosial ialah 3 jam, 14 menit per hari.
 
"Profil ini menjadikan komunikasi menjadi salah satu tantangan yang perlu dikelola secara sistematis, terstruktur dan masif dalam upaya penanganan Covid – 19,” kata Kordinator Literasi Digital Kominfo Rizky Ameliah, Rabu (5/10/2022).

Perwakilan dari Kominfo, Devie Rahmawati menambahkan, pandemi Covid telah menjadi momentum percepatan transformasi digital di Indonesia. Kondisi tersebut memfasilitasi masyarakat melewati masa pandemi dengan tetap terhubung satu sama lain serta meningkatkan kapasitas belajar, bekerja dan berbisnis masyarakat. Di sisi lain, pembangunan infrastruktur digital juga dibarengi dengan sebaran isu hoaks seputar Covid 19 yang tercatat mencapai 2.240 isu sepanjang periode 23 Januari 2022 – 5 Oktober 2022.
 
“Upaya menangani hal tersebut, Presiden Jokowi semenjak Mei 2021 meluncurkan program literasi Makin Cakap Digital, yang bertujuan untuk memastikan agar seluruh masyarakat Indonesia memiliki imunitas terhadap konten-konten negatif, melalui ketrampilan dasar digital untuk menjangkau total 50 juta masyarakat Indonesia di 514 Kabupaten/Kota, dimana dilakukan pelatihan secara kolosal sebanyak rata-rata 16 ribu kegiatan literasi untuk menjangkau minimal 12 juta orang per tahun hingga tahun 2024,” kata Devie yang juga peneliti sosial digital Vokasi UI itu.
 
Berkat komunikasi digital yang luas dan komunikasi secara tatap muka secara langsung melalui Duta Perubahan Perilaku yang terdiri dari berbagai tujuh unsur elemen masyarakat (heptahelix). Termasuk didalamnya adalah ulama, mahasiswa, dosen, pengusaha, pemerintah sehingga tidak heran Indonesia mampu melahirkan sebuah program Vaksinasi Merdeka yang terbukti sukses.
 
“Indonesia sebagai negara peringkat 5 besar yang sukses menyelenggarakan vaksinasi, hingga pengendalian infeksi Covid, meskipun Indonesia bukan negara produsen vaksin misalnya,” tutupnya. (gayuh)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.