Universitas Pancasila Menggelar Wisuda Offline Pertama
Wisuda Universitas Pancasila secara offline. |
Menhan menyampaikan mengenai pentingnya kekuatan nasional. “Untuk mengukur kekuatan nasional ada rumusnya. Yaitu PP=C+E+MxS+W. PP adalah perceive power, kekuatan nasional yang dipersepsi,” katanya.
Dijelaskan, C adalah critical mass, luas wilayah ditambah populasi. E adalah economic strength dimana Indonesia saat ini berada di posisi ke-16. M adalah military strength. Dan S adalah strategic purpose. Menhan juga mengingatkan agar Indonesia menjadi negara yang kuat dengan Pancasila sebagai pemersatu. “Pancasila, bagi saya, adalah sudah terbukti pemersatu bangsa,” ucapnya.
Ketua Pembina Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPPUP) Siswono Yudo Husodo mengatakan, mahasiswa untuk diajak melihat aspek strategis yang dimiliki Indonesia. Ke depan Indonesia akan menjadi dengan kekuatan ekonomi nomor empat dunia. Tahun 2045, generasi muda saat ini memasuki puncak kejayaan. “Ketika Indonesia berjaya, kita mencoba membekali mereka hidup dalam suasana negara yang sedang maju dan cepat,” katanya.
Wisuda semester gasal ini, UP mengusung tema ‘Peran Indonesia Menghadapi Perubahan Dunia Global dalam Satu Dekade kedepan’. Tema tersebut sejalan dengan orasi ilmiah yang disampaikan Menhan di hadapan wisudawan untuk membuka wawasan sebagai generasi muda yang akan membawa Indonesia dalam persaingan global.
“Kedepannya para wisudawan/wati dituntut untuk dapat memiliki kecakapan dalam berbagai bidang keahlian sesuai dengan perkembangan dunia yang terus berkembang dan maju seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat,” ujarnya.
Rektor UP Edie Toet Hendratno mengatakan, dalam menghadapi berbagai tuntutan tersebut, UP terus berupaya dalam meningkatkan mutu lulusan dan mutu pembelajaran di kampus dengan melakukan kerjasama kemitraan dengan berbagai pihak. Kerja sama dilakukan dengan instansi maupun institusi di level nasional dan internasional.
Pembelajaran dengan pendekatan yang komprehensif dengan metode online learning yang memudahkan mahasiswa/i untuk berkuliah secara daring dengan memadukan kegiatan luring yang mengacu pada kegiatan praktik mahasiswa di kampus.
“Mengikuti kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) seperti Pertukaran Pelajar, Magang/Praktik Kerja, Asistensi Mengajar di Satuan Pendidikan, Penelitian/Riset, Proyek Kemanusiaan, Kegiatan Wirausaha, Studi/Proyek Independen, Membangun Desa/Kuliah Kerja Nyata Tematik,” katanya.
Selain itu, kegiatan non-akademik juga terus dikembangkan. Hal itu dibuktikan dengan sejumlah prestasi yang diraih oleh mahasiswa di bidang olahraga, seni, Iptek, budaya. Pada wisuda ini UP melantik sebanyak 1.031 wisudawan/wati dengan berbagai jenjang pendidikan Vokasi (D3), Sarjana (S1), Profesi, Magister (S2) dan Doktor (S3).
Selain itu, kegiatan non-akademik juga terus dikembangkan. Hal itu dibuktikan dengan sejumlah prestasi yang diraih oleh mahasiswa di bidang olahraga, seni, Iptek, budaya. Pada wisuda ini UP melantik sebanyak 1.031 wisudawan/wati dengan berbagai jenjang pendidikan Vokasi (D3), Sarjana (S1), Profesi, Magister (S2) dan Doktor (S3).
“Prestasi yang diraih UP saat ini, seperti jumlah dosen dengan Jabatan Akademik/Fungsional bergelar Profesor/Guru Besar Guru Besar, prestasi ditingkat kemahasiswaan, kerjasama dan kemitraan, bidang kewirausahaan, pembukaan program studi baru, serta perkembangan-perkembangan lainnya yang diraih oleh UP,” ucapnya.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III (LLDikti Wilayah III) Paristiyanti Nurwardani menambahkan, UP menjadi perguruan tinggi yang menghasilkan guru besar terbanyak di tahun 2021. Diharapkan tahun ini UP juga melakukan prestasi yang sama.
“Tahun lalu UP menghasilkan gubes terbanyak di Jakarta dan berharap tahun ini bisa dipertahankan sebagai universitas swasta yang bisa menaikkan Lektor Kepala menjadi Gubes terbanyak karena dosen adalah yang paling penting untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi dalam rangka mencapai cita-cita negara menjadi adil dan makmur,” katanya. (gayuh)
Tidak ada komentar: