Para Perantau Siap Bentuk Paguyuban Batak Lovers (Pablo)
Paguyuban Batak Lovers (Pablo) |
Belum lama ini juga, keluarga Prof Hoga diwawancarai dalam acara Kick Andy – yang tayang di Metro TV,Minggu, 10 Oktober 2021. Dengan motto keluarga yang menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan dan berintegritas, sehingga menghantar kelima bersaudara profesor ini memperoleh gelar akademik strata S3 (doctoral) dan semua keluarga ini mengimplementasikan keilmuannnya bagi nusa dan bangsa.
Selanjutnya di tengah diskusi yang hangat dan bersahaja, Marojahan Saragi menambahkan topik tentang Paguyuban Batak Lovers (Pablo). Marojahan yang terbiasa bergerak dalam pelayanan anak kolong jembatan dan menjadi dosen di salah satu kampus, tertarik ingin mengembangkan SDM dan membuat wadah solidaritas orang-orang Batak yang berdiaspora maupun yang ada di Bona Pasogit (kampung halaman) untuk tetap mendukung pembangunan Geopark Wisata Danau Toba yang begitu gencar dibangun di era kepemipinan Presiden Joko Widodo.
Berkaca dari Era 4.0 yang sedang berjalan dan menuju 5.0 serta terjadinya digital disruption, diperlukan lompatan-lompatan yang jauh ke depan supaya kita tidak tertinggal karena akan muncul era robot dan tehnologi yang super canggih yang akan mengurangi keterlibatan manusia dalam beraktivitas atau bekerja.
"Mendirikan komunitas Batak harus visioner dan mengakomodasi kelima suku Batak (Toba, Simalungun, Karo, Pakpak, dan Mandailing)," ucap Marojahan.
Hal ini, dibuktikan dengan membuat sketsa logo Pablo yang memadukan ornamen-ornamen gorga/ lukisan kelima suku tersebut, penuh harap. Harapan dan kerinduan komunitas ini diharapkan untuk mengembangkan SDM dan memotivasi orang Batak supaya mempersiapkan dirinya agar supaya orang-orang Batak expert dan berintegritas dalam segala bidang, mengingat Kemajuan Indonesia yang sangat diperhitungkan dikancah percaturan dunia.
Di tengah diskusi, Maropul Hutasoit, SH, dan Saut Tobing menginginkan supaya Pablo ini segera terbentuk, mengingat banyak pemikir-pemikir Batak yang dinamis serta visioner. Karena dibutuhkan pemikiran dan kerja yang cepat, efektif dan efesien serta tepat guna. Dan selalu berkolaborasi dengan sesama suku, sebangsa dan setanah air dengan penuh cinta kasih.
Prof Hoga berkata, walaupun kita suku batak tidak boleh mengkotak-kotakkan diri atau menganggap superior, namun harus tetap rendah hati dan bekerja keras membangun Indonesia supaya menjadi Negara yang maju. Secara geopolitik, geostrategi dan geoekonomi Indonesia sebagai negara kepulauan yang sangat besar selayaknya membuat masyarakat menjadi sejahtera, bermartabat serta berwibawa.
"Kita akan tetap berkolaborasi dengan Partai-partai, Lembaga, Ormas apapun, sepanjang itu untuk kemajuan Negara Indonesia ini," pungkasnya. (johan)
Tidak ada komentar: