Kepala Desa Pohan Tonga Bersikap Arogan Saat Ditanya Pembagian BLT

Pembagian BLT di Siborong-borong, Sumut.

JAKARTA, Jakartaobserver.com- Pembagian Bantuan langsung Tunai (BLT) di Desa Pohan Tonga,Kecamatan Siborongborong, kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara (Sumut) dinilai sebahagian warga tidak tepat sasaran.
 
Hal ini kemudian menimbulkan kekecewaan pada banyak masyarakat, yang terpaksa pulang dengan tangan kosong setelah mendapat informasi bahwa dirinya tidak terdaftar sebagai penerima BLT.
 
Kekecewaan ini dirasakan Erika Nababan, nenek berusia 73 tahun yang tidak terdaftar penerima BLT. Merasa dirinya seharusnya layak menerima BLT, nenek ini pun mempertanyakan kenapa dirinya tidak mendapatkan BLT.
 
Tapi mendapat pertanyaan dari warganya, suara lantang kepala desa mengatakan bahwa dirinya tidak terdaftar karena sudah mendapatkan BST dan kalau sudah mendapatkan BST, maka tidak lagi mendapatkan BLT.

Menurut Erika Nababan dirinya pernah menerima bantuan tahun 2020. "Saya memang pernah mendapatkan bantuan lewat kantor pos, namun saya kurang mengetahui apakah itu BLT atau BST,dan banyak tadi saya lihat yang mendapatkan BLT itu juga adalah yang mendapatkan bantuan lewat kantor pos bersama saya tahun lalu,makanya saya mempertanyakannya tadi ke kepala desa,sayangnya malah dijawab dengan lantang dan keras," kata Erika menyesalkan.
 
Ketika wartawan mencoba mengakses nama Erika nababan dan memasukkan NIK-nya di link cek bansos Kemensos, nama tersebut tidak terdapat peserta/ penerima manfaat, wartawan pun meminta daftar penerima BLT untuk mendapatkan informasi dan keterbukaan kepada seorang staf kades bernama Torang Tampubolon, namun staf kades tersebut menolak memberikan dengan nada keras dan berkata bahwa harus Lewat izin menteri dulu, Wartawan sebelumnya juga sudah mencoba mengakses lewat situs sid.kemendesa.go.id namun tidak bisa dibuka.
 
Beberapa warga masyarakat juga sangat menyayangkan hal ini, sebelumnya warga sangat berharap keterangan dari pihak desa dengan menunjukkan data yang lengkap jika mereka dinyatakan tidak mendapatkan BLT.
 
"Seharusnya kan bisa dijelaskan baik baik, kami disini banyak yang awan dengan banyaknya jenis bantuan,selama ini kami tidak tau itu. Seharusnya kan pihak kantor desa bisa menunjukkan siapa siapa yang mendapat BLT terebut lewat selebaran, bukan dengan arogan menjawab masyarakat yang bertanya. Apalagi dia kan digaji dengan uang rakyat,mestinya dia sadar itu. Saya sangat berharap ditahun yang akan datang desa ini bisa dipimpin seorang kepala desa yang bisa mengayomi rakyatnya," tutupnya. (st)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.