Asabri Butuh Rp 13,75 triliun untuk Penuhi RBC 120 Persen

Wahyu Suparyono

JAKARTA, JO- Dirut PT Asabri Wahyu Suparyono membeberkan, Asabri membutuhkan dana Rp 13,75 triliun untuk memenuhi risk based capital (RBC) 120 persen. Itu adalah indikator kesehatan solvabilitas Asabri sebagai perusahaan asuransi.
 
Hal itu disampaikan Wahyu Suparyono dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (9/6/2021).
 
Pihaknya pun mengusulkan penyesuaian bunga aktuaria sebagai solusi solvabilitas. Sebab, dia mengatakan fluktuasi bunga aktuaria yang berada di luar kendali perusahaan berdampak pada nilai liabilitas Asabri.

"Asabri berada pada posisi yang kurang menguntungkan dikarenakan mencatat biaya cadangan teknis sesuai perubahan bunga pasar bergerak secara fluktuatif. Pendapatannya tetap, biayanya bergerak, rate suku bunganya bergerak. Ini tentu tidak akan sepadan dengan premi yang diterima," jelasnya.

Berdasarkan paparannya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menyetujui pengenaan bunga aktuaria khusus untuk Taspen 9,7 persen yang akan direview secara tahunan, di mana Asabri telah melakukan usulan perubahan metode perhitungan bunga menjadi sama dengan Taspen, yaitu menggunakan metode dan asumsi yang disetujui Kemenkeu.

"Oleh karena itu di forum ini tentu kami mohon dukungan agar supaya PMK (Peraturan Menteri Keuangan) mengenai bunga aktuaria ini dapat segera terbit, sehingga ini juga salah satu solusi untuk penyehatan dari struktur finansial, tentunya dengan dukungan tata kelola yang compliance sesuai dengan kaidah pengelolaan perusahaan yang bagus," sebutnya.

Penyesuaian bunga aktuaria tersebut bersifat sementara, dan perhitungan dikembalikan secara berangsur menggunakan nilai pasar jika solvabilitas Asabri telah membaik.

Wahyu Supayono juga menjelaskan, Asabri mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 5,6 triliun pada 2020. Sedangkan kerugian pada 2019 adalah Rp 3,9 triliun, dan Rp 1 triliun pada 2018.

Sementara dilihat dari rugi komprehensif, angkanya adalah Rp 4,8 triliun di 2020, Rp 4,7 triliun di 2019, dan Rp 2,2 triliun di 2018. Total rugi komprehensif selama 3 tahun berturut-turut sebesar Rp 11,76 triliun.

"Kinerja keuangan 2018 sampai dengan 2020, tiga tahun terakhir kalau kami akumulasikan, Asabri mengalami rugi komprehensif Rp 11,76 triliun," kata Wahyu Suparyono. (jo4)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.