RAPBN 2021 Fokus Pemulihan Ekonomi, Reformasi Struktural, Transformasi Digital

Presiden Joko Widodo
JAKARTA, JO- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa pemerintah akan mengusung tema kebijakan fiskal tahun 2021, yaitu ‘Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Reformasi’. Melalui tema itu, program pemulihan akan terus dilanjutkan bersamaan dengan reformasi di berbagai bidang. Ia pun mempertegas terdapat empat sektor strategis yang akan difokuskan.

Fokus pertama adalah memercepat pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19. Kedua, mendorong reformasi struktural untuk meningkatkan produktivitas, inovasi, dan daya saing ekonomi. Ketiga, mempercepat transformasi ekonomi menuju era digital. Keempat, pemanfaatan dan antisipasi perubahan demografi.

RAPBN 2021 juga akan mengantisipasi ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia, volatilitas harga komoditas, serta perkembangan tatanan sosial ekonomi dan geopolitik, juga efektivitas pemulihan ekonomi nasional, serta kondisi dan stabilitas sektor keuangan. Pelaksanaan reformasi fundamental juga dilakukan antara lain reformasi pendidikan, reformasi kesehatan, reformasi perlindungan sosial, dan reformasi sistem penganggaran dan perpajakan.




“Dengan berpijak pada strategi tersebut, pemerintah mengusung tema kebijakan fiskal tahun 2021, yaitu Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Reformasi,” tutur Presiden Jokowi ketika menyampaikan Keterangan Pemerintah atas RAPBN 2021 beserta Nota Keuangannya pada Rapat Paripurna DPR RI, di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Jumat, (14/8/2020).

Dalam kesempatan ini, Presiden Jokowi juga mengutarakan asumsi indikator ekonomi makro yang dipergunakan sebagai acuan dalam pembangunan ekonomi ditahun mendatang. Adapun pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mencapai 4,5 persen hingga 5,5 persen. "Tingkat pertumbuhan ekonomi ini diharapkan didukung oleh peningkatan konsumsi domestik dan investasi sebagai motor penggerak utama," sambung Jokowi.

Inflasi akan tetap terjaga pada tingkat 3 persen untuk mendukung daya beli masyarakat. Selain itu Rupiah diperkirakan bergerak pada kisaran Rp 14.600 per dolar AS. Serta suku bunga SBN 10 tahun yang diperkirakan sekitar 7,29 persen. Harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan akan berkisar pada 45 dolar AS per barel. Lifting minyak dan gas bumi diperkirakan masing-masing mencapai 705.000 barel dan 1.007.000 barel setara minyak per hari. (jo-2)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.