Jalur sepeda (Ilustrasi)
JAKARTA, JO - Akhir-akhir ini makin banyak warga yang menggunakan sepeda dalam melakukan aktivitas di tengah pandemi Covid-19. Karena masker yang digunakan sering basah, maka disarankan kepada pesepeda untuk membawa masker cadangan agar masker tetap kering dan tidak mengalami kesulitan pernafasan.

Imbauan itu disampaikan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI Jakarta Achmad Firdaus di Jakarta, Sabtu (27/6/2020).

"Saat melakukan aktivitas olahraga, masker akan mudah basah terkena keringat. Kalau tidak diganti terjadi kelembapan di masker karena tertutup keringat," katanya.

Dia juga mengimbau pesepeda tidak memforsir kondisi fisik saat melakukan olahraga bersepeda atau mengayuh sepeda hingga berkecepatan tinggi. Masker, kata dia, akan lebih aman digunakan apabila sedang bersepeda dengan intensitas rendah dan sedang.

"Kalau kecepakatan tinggi bisa mengalami kendala kesulitan bernafas karena menggunakan masker," sambungnya.




Masih kata Achmad Firdaus, penggunaan atau pemakaian masker saat bersepeda merupakan hasil konsultasi pihaknya dengan para ahli yang melibatkan dokter spesialis penyakit menular, dokter spesialis paru, dokter spesialis keolahragaan, komunitas sepeda, komunitas atletik dan sebagainya.

"Kalau untuk komunitas sepeda sebetulnya mereka sudah biasa memakai masker, karena bertujuan untuk menjaring polusi kendaraan saat berada di jalan raya," ungkapnya.

Selain menggunakan masker, pesepeda juga diminta untuk memakai helm atau pelindung kepala serta menjaga jarak antar pesepeda. Untuk kecepatan 30 kilometer per jam jarak aman 20 meter, kemudian kecepatan 14 kilometer per jam jarak aman lima meter, sedangkan untuk kecepatan 8 kilometer per jam jarak aman dua meter.

"Tetap memakai masker selama berolahraga dan dapat membuka atau menutup kembali secara berkala setiap 15 menit sekali," tandasnya.

Ada beberapa indikator untuk membedakan level intensitas saat bersepeda. Indikator intensitas rendah yaitu pada saat olahraga seseorang masih dapat bernyanyi dan berbicara dengan jelas.

Untuk indikator intensitas sedang, orang masih dapat berbicara dengan jelas tapi sulit bernyanyi saat berolahraga. Kemudian, indikator intensitas tinggi di mana seseorang tidak bisa berbicara maupun sulit bernyanyi ketika berolahraga. (jo-3/bj)



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.