Suasana rapat penyusunan Rencana Aksi ITMP di Samosir.
PANGURURAN, JO- Dalam menyusun Rencana Aksi Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Kawasan Danau Toba untuk Kabupaten Samosir Tahun 2020-2024, tim Kementerian PUPR di bawah kordinasi Kemenko Maritim mengadakan kordinasi dengan Tim Kordinasi Program Pembangunan Pariwisata yang Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB) Kabupaten Samosir bertempat di Aula Kantor Bupati, Kamis (14/11/2019).

Kegiatan ini dihadiri oleh Asisten II Saul Situmorang, Kepala Bappeda Rudi Siahaan, narasumber dari pusat, kepala SKPD, PHRI, PPI, Pegiat Seni dan Budaya, dan unsur masyarakat lainnya.

Rudi Siahaan dalam kata sambutannya menyampaikan bahwa penyusunan ITMP ini didasarkan pada fakta bahwa pemerintah kabupaten di kawasan Danau Toba membangun pariwisatanya secara sendiri-sendiri dengan hasil yang belum maksimal. ITMP ini diharapkan menjadikannya satu kesatuan dalam kewilayahan secara optimal dengan peningkatan ekonomi masyarakat.

“Kita sedang menyusun Ranperda Riparda (Rencana Induk Pariwisata Daerah) Kabupaten Samosir untuk tahun 2020,” ungkapnya untuk memberhasilkan ITMP di Kabupaten Samosir yang memiliki dua Key Tourism Area yaitu Simanindo dan Pangururan.

Dia juga menambahkan bahwa penyusunan ITMP ini dengan pendekatan bottom-up yaitu dari daerah kemudian disampaikan ke pemerintah pusat dengan menampung masukan-masukan dari berbagai elemen masyarakat.

Dari paparan tiga narasumber, pengembangan ITMP di Kawasan Danau Toba didasarkan pada (1) peningkatan kapasitas kelembagaan, (2) pembangunan kualitas jalan terkait pariwisata dan aksesibilitas layanan-layanan dasar , (3) menggerakkan partisipasi lokal dalam ekonomi kepariwisataan, (4) memperkuat lingkungan yang memampukan untuk investasi bagi pihak swasta dan akses bisnis, dan (5) perumahan serta pemukiman.

Ika Retna Wulandari, narasumber dari Bappenas, menekankan bahwa ITMP ini bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat secara umum. Dia meminta dalam penyusunan ITMP secara teknis memperhatikan pembebasan tanah rakyat yang bebas konflik dan mencarikan solusi untuk setiap masalah yang berhubungan dengan rakyat.

Selanjutnya, Fransisco narasumber dari Kementerian PUPR, menyampaikan bahwa keberhasilan pariwisata didasarkan pada elemen dasar yaitu atraksi, amenitas, aksesibilitas, dan konektivitas. Empat hal ini akan berproses pada level survival, akselerasi, dan maturitas.

“Dalam mewujudkan kematangan dalam level tersebut diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak dari kabupaten/kota, provinsi, dan pemerintah pusat melalui kementerian terkait,” jelasnya terkait pariwisata terintegrasi dan berkelanjutan.




Tim penyusunan ITMP, Ermaulana, menjelaskan pembangunan pariwisata Kawasan Danau Toba sebagai satu kesatuan dalam aksesibilitas melalui jalur darat dan air. “Kita harus terus berupaya bagaimana wisatawan yang ada di berbagai daerah terdekat ke kawasan Danau Toba melanjutkan wisatanya ke kawasan Danau Toba dengan menyediakan aksesibilitas yang baik,”paparnya dalam strategi pengembangan pariwisata secara terpadu dan berkelanjutan.

Dalam sesi tanya jawab yang dimoderatori Saul Situmorang, diperoleh beberapa masukan dari peserta yaitu agar lebih dimatangkan desain pariwisata Samosir dengan parameter daya saing pariwisata Samosir dan kearifan lokal branding Samosir; penyusunan Ranperda terkait standarisasi harga produk-produk lokal dalam pariwisata dan peningkatan kompetensi para pelaku wisata; dan perbaikan/pembangunan fasilitas umum khususnya penerangan jalan di daerah Tuktuk Siadong.

Dalam penjelasan menanggapi masukan-masukan, Saul Situmorang, memberikan stressing point bahwa pariwisata Samosir itu harus bersih, ramah, dan jujur dalam perilaku layanan wisatanya setiap saat. Menanggapi pertanyaan terkait penerangan jalan, Rudi Siahaan, menjelaskan bahwa akan dipasang lampu-lampu di jalan-jalan wisata di Tuktuk Siadong yang berasal dari Kementerian ESDM secara bertahap hingga nantinya kawasan lengkap dengan fasilitas penerangan jalan. (fsrt)



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.