Pemkab Samosir Diminta Segera Perbaiki Ambruknya Bronjong Sungai di Tomok

TOMOK, JO- Akibat tingginya curah hujan beberapa waktu yang lalu mengakibatkan bronjong penahan tanah di sepanjang aliran dan muara binanga (sungai) rusak berat di Tomok, kabupaten Samosir, Sumatera Utara (Sumut). Kondisinya saat ini menjadi sebuah pemandangan kumuh yang tidak sedap dipadang oleh para wisatawan yang berkunjung ke daerah wisata ini.

Menurut seorang warga Tomok, H Sijabat, Binanga Tomok merupakan pembatas antara Desa Tomok Parsaoran dan Desa Tomok Induk. Meskipun sungainya kecil tetapi memiliki fungsi yang sangat besar.

"Fungsinya sangat besar karena selain sebagai pembatas dua desa, juga karena melalui sungai ini akan mengalir air yang sangat deras ke Danau Toba ketika hujan turun di dataran tinggi Tomok," katanya.

Hal lain yang membuat sungai ini sangat perlu untuk dipelihara atau diperhatikan adalah karena di sisi kiri dan kanan sungai ini terdapat dua pelabuhan penting, bagi pemerintah maupun pariwisata dan masyarakat Samosir, kedua pelabuhan tersebut mempunyai peran yang sangat strategis dengan besarnya jumlah masyarakat dan pengunjung yang datang dan pergi menyeberang melalui kedua pelabuhan ini.

Data yang diterima dari Kepala Desa Tomok Induk Posman Sidabutar, Senin (15/4/2019) tidak kurang dari 14 Unit kapal Tomok Tour yang setiap hari melayani penyeberangan disana.



Tomok sendiri adalah salah satu tempat wisata favorit di Samosir. Setiap pengunjung yang akan datang ke Tomok melalui Pelabuhan Penyeberangan Tomok dan Pelabuhan Penyeberangan Tomok Tour akan sangat terganggu pemandangannya karena kondisi sungai ini.

Kepala desa dan ketua BPD Tomok Induk sangat berharap Pemerintah Kabupaten Samosir dapat segera merelokasi pedagang yang berjualan di sekitar lokasi pelabuhan penyeberangan Tomok Tour ke Desa Tomok Induk, karena lokasinya sudah tersedia 1 ha lebih di Dusun 1 (komplek Binanga Sisa dan komplek Janji Marrapot). Lokasinyapun dinilai lebih srategis.

"Dengan begitu maka pelabuhan tersebut menjadi lebih baik dan layak," ucap Posman Sidabutar.



Di tempat terpisah saat awak media mengonfirmasi hal ini kepada Sekretaris Dinas PUPR Hutisasar Simbolon di kantornya mengatakan pihaknya sudah mengetahui persoalan itu, dan sudah menjadi salah satu prioritas untuk ditangani.

Hanya saja, kata dia, untuk anggarannya masih belum ada karena belum sempat dimasukkan ke dalam usulan APBD tahun 2019 ini.

"Informasinya terlambat diketahui sehingga belum sempat dimasukkan ke dalam usulan APBD 2019. Tapi kami akan mencoba memasukkannya pada APBD Perubahan Kabupaten Samosir," kata Simbolon. (jabs)


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.