Anggota MPR Rahmijati Jahja Sosialisasikan Cinta NKRI bagi Generasi Muda

Hj Rahmijati Jahja saat melakukan sosialisasi, Senin (21/1/2019).
GORONTALO, JO- Pemuda dan atau remaja merupakan salah satu aset negara dan penerus yang nantinya akan menggantikan kedudukan para pejabat penting di negara ini. Karena itu, peningkatan wawasan kebangsaan dan kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bagi generasi muda sangat penting bagi kemajuan bangsa ini ke depan.

“Pemuda adalah tulang punggung negara, karenanya masa depan NKRI sangat tergantung dari peran pemuda itu sendiri. Di tangan pemuda jualah mau kemana negara ini akan dibawa,” kata anggota MPR/ DPR RI daerah pemilihan Gorontalo Rahmijati Jahja saat melakukan sosialisasi MPR RI bertema “NKRI bagi Generasi Muda” di Gorontalo, Senin (21/1/2019).

Pemuda Indonesia memiliki peran besar dalam setiap periode sejarah yang terjadi, mulai dari Budi Utomo tahun 1908, Sumpah Pemuda 1928, perjuangan kemerdekaan 1945, tragedi 1965, hingga gerakan reformasi 1998. Dalam setiap gerakan ini, para pemuda menorehkan tinta emas sebagai garda terdepan perubahan.

“Generasi muda tidak bisa tidak bisa dilepaskan dari pembangunan negara kita ini karena memiliki empat hal yang ada pada dirinya yaitu semangat mudanya, sifat kritisnya, dan kematangan logikanya serta kearifan untuk melihat problem yang sesuai dengan tempatnya,” sambung Rahmijati Jahja.




Menurutnya, beberapa kegiatan pemuda dan mahasiswa perlu terus digalakkan untuk menyebarkan cinta tanah air, berbudaya unggul dan berprestasi secara akademik maupun kemasyarakatan, baik itu melalui jambore, karya bakti, malam keakraban dan lainnya, sehingga bisa menumbuhkan solidaritas diantara generasi muda.

Sejarah mencatat sejak lahirnya bangsa ini pada tanggal 17 Agustus 1945 sampai sekarang Indonesia telah banyak mengalami sebuah perjalanan panjang dan sebuah keniscayaan dalam setiap perjalanan pasti terjadi perubahan. Dalam konteks keIndonesiaan kita pun mengalami perubahan yang cukup berarti baik ditingkat lokal maupun global.

“Namun di sisi lain jelas negeri ini tidak dapat melupakan efek negatif dari perubahan tersebut. Sebut saja seperti terjadinya konflik-konflik yang terjadi baik konflik yang bersifat SARA maupun konflik yang dilatarbelakangi oleh kepentingan politik, maupun ekonomi. Berbagai persoalan ini harus kita hadapi bersama secara kolektif, bukan hanya milik pemerintah,” ucapnya.

Dikatakan, dari ratusan juta rakyat, sebenarnya Indonesia menyimpan SDM yang potensial yang dibutuhkan untuk dijadikan modal untuk berjuang. Tapi pertanyaannya adalah siapa dari SDM yang mempunyai energi besar, mumpuni dan mempunyai daya gedor luar biasa dan telah terbukti dalam sejarah akan sepak terjangnya dalam membangun bangsa kita ini. (jo-2)



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.