Elpiji 3 kg.
TOMOK, JO- Pasokan elpiji 3 kg sempat tersendat di Kabupaten Samosir dikarenakan masih adanya satu agen menggunakan jalur darat untuk pengangkutannya.

Padahal sebelumnya pemkab telah rapat terpadu dengan Pertamina dan SKPD Terkait serta pemilik ferry, dengan kesepakatan agar kedua agen elpiji mengangkut dari gudang Pertamina di Parapat menuju Samosir melalui Ferry.

"Mulai Sabtu, 1 Desember 2018 pasokan kedua agen serentak diangkut khusus via ferry, dan disalurkan serentak via pangkalan dan selanjutnya serentak tiba ke pengguna sasaran elpiji 3 kg," kata Asisten Perekonomian dan Pembangun Saul Situmorang.




Pemkab Samosir melakukan upaya koordinasi dengan berbagai pihak agar penyaluran elpiji ini berjalan dengan baik dan lancar. "Melalui Peraturan Bupati Samosir No39 Tahun 2018 tentang HET Elpiji Tabung 3 Kg telah memberikan solusi mengenai HET (Harga Eceran Tertingi) dan metode pengangkutan elpiji melalui penyeberangan danau dikarenakan lebih efektif dan efisien," katanya.

Langkah selanjutnya, Tim Monitoring akan turun ke lapangan secara kontiniu utk memantau pendistribusiannya yang dikoordinir oleh Dinas Naker Koperindag. "Telah juga kita ajukan pasokan tambahan ke pihak PT Pertamina mengantisipasi kebutuhan Natal dan Tahun Baru disampaikan asisten mengakhiri," sambungnya.

Dikatakan, jika pengangkutan dilakukan via angkutan darat selain ongkos lebih mahal juga kemungkinan gangguan di dalam perjalanan minimal 6 jam. Inilah latar belakang diterbitkannnya Perbup Samosir No39 Tahun 2018 tentang Penyesuaian HET dengan Moda angkutan danau, karena lebih effisien dan effektif sampai ke masyarakat pengguna. (fsrt)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.