Pengisian bahan bakar.
SAMOSIR, JO- Lonjakan volume kenderaan roda dua maupun roda empat yang masuk dan keluar Samosir akhir-akhir ini membutuhkan pemenuhan bahan bakar yang lebih banyak dan lebih baik. Namun sayangnya, hingga saat ini hanya ada satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di pulau yang dikelilingi Danau Toba ini.

Akibatnya, seringkali kekurangan bahan bakar terutamanya bahan bakar biosolar, karena memang harganya lebih ekonomis dibanding bahan bakar sejenis, Dexlite.

"Jumlah kendaraan yang lebih banyak daripada persediaan bahan bakar. Idealnya di Samosir ini membutuhkan dua atau tiga SPBU. Itu jumlah yang ideal. Apalagi pembangunan terus digiatkan disini," kata Sihol, 43, seorang warga Pangururan, Senin (30/7/2018).

Menurutnya, laju aktivitas pembangunan saat ini yang begitu meningkat membutuhkan pasokan bahan bakar yang lebih banyak, apalagi visi Samosir sebagai daerah pariwisata, pertanian. "Pariwisata dan pertanian itu membutuhkan moda transportasi yang berjalan lancar. Jika tidak akan terjadi gangguan," sambungnya.




Dikatakan, masyarakat Samosir sangat menginginkan pertambahan SPBU ini, apalagi ada dugaan praktik tidak sehat jika hanya ada satu SPBU saja.

"Dari jarak yang tidak jauh dari SPBU, ada beberapa penjual bahan bakar jerigen dengan selisih harga yang signifikan dari harga patokan tetap. Jika itu terjadi di daerah yang berjarak jauh dari SPBU, mungkin bisa dimaklumi. Di sisi lain, pemerintah tengah berupaya harga bahan bakar tetap standar di seluruh Nusantara," sambung Sihol lagi.

Dia berharap ada investor lokal yang membuka satu atau dua SPBU lagi di daerah ini. "Jika itu terealisasi, upaya mewujudkan masyarakat sejahtera, mandiri, dan berdaya saing akan ditopang oleh kehadiran layak dua atau tiga SPBU di Samosir," ucap Sihol. (fsrt)


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.