Pemerintah Tertibkan Pelayaran Perairan Danau Toba

Kapal di Danau Toba.
TIGARAS, JO- Dalam enam bulan ke depan, pelayaran rakyat di perairan Danau Toba akan ditertibkan. Ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

Pemerintah pusat mengakui sejumlah kekurangan dalam pelayaran di Danau Toba, Sumatera Utara, yang didorong sebagai destinasi wisata bertaraf internasional. Untuk itu, segera dilakukan penertiban yang ditargetkan selesai dalam enam bulan.

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di Pelabuhan Tigaras, Simalungun, Sumut, Senin (2/7/2018), mengatakan, pembangunan infrastruktur di sekitar Danau Toba berjalan lebih cepat dari dugaan.

Pembangunan Jalan Lingkar Samosir dan pengembangan Bandara Silangit telah meningkatkan kunjungan ke Danau Toba sekitar tiga kali lipat. Namun, itu belum diikuti sarana dan pelayanan pelayaran sehingga terjadi peristiwa tenggelamnya KM Sinar Bangun pada Senin (18/6/2018).

”Saat kejadian, cuaca buruk, tetapi kami tak disiplin dan menganggap itu biasa. Selain itu, adanya penumpang di dek tingkat tiga membuat kapal tak stabil. Enam pelabuhan besar di Danau Toba pun tidak dikelola dengan baik. Saya akui, ada kekurangan,” ujar Luhut.

Perbaikan menyeluruh akan dilakukan. Salah satu langkah ialah pengujian kelaikan terhadap kapal-kapal yang beroperasi di Danau Toba. ”Ditjen Perhubungan Darat (Kemenhub), KNKT, TNI, dan Polisi bekerja. Enam bulan ke depan akan kami tertibkan,” kata Luhut.

Selain itu, pembangunan ferry oleh Kemenhub di Porsea, Kabupaten Toba Samosir, juga diharapkan turut mendukung pembenahan pelayaran di Danau Toba. Ferry pertama ditargetkan rampung pada Oktober 2018, sedangkan tiga lainnya pada 2019.

Sabtu lalu, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, administrasi serta kelaikan kapal di Danau Toba akan dibenahi, termasuk ketersediaan pelampung dan alat komunikasi di setiap kapal. Akan diadakan pula pelatihan khusus bagi petugas dinas perhubungan serta nakhoda.




Mardianto Panggabean (30), kakak kandung Veri Panggabean,27, penumpang KM Sinar Bangun yang belum ditemukan, meminta pemerintah memperpanjang pencarian. ”Meski sudah ikhlas, saya masih berharap jenazah adik saya ditemukan,” ujarnya.

Menurut Direktur Operasi Badan SAR Nasional Brigjend Bambang Suryo Penutupan operasi secara nasional akan dilakukan pada Selasa. 3/07 karena selama 14 hari pencarian kerap kali terjadi hambatan. Untuk mendatangkan alat canggih lain diperlukan waktu tiga minggu.

Posko dan tenda di Pelabuhan Tigaras tetap ada. ”Posko tetap di Tigaras sekitar seminggu, setelah itu di Pos SAR Parapat. Kami tetap fokus memantau dan bergerak saat ada tanda muncul dari danau terkait KM Sinar Bangun,” katanya.

Selasa ini akan dilakukan peletakan batu pertama pembangunan monumen yang bertuliskan nama-nama korban tenggelamnya KM Sinar Bangun. Doa bersama dan penaburan bunga juga akan digelar.(fsrt)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.