Mundur dari Gerindra, Nuruzzman: Gerindra Pakai SARA Demi Kekuasaan

JAKARTA, JO- Wakil Sekjen DPP Partai Gerindra Mohammad Nuruzzman akhirnya memilih mengundurkan diri dari partai pimpinan Prabowo Subianto itu.

Selain karena tidak suka dengan cara Waketum Gerindra Fadli Zon "menghina" Katib Aam (Sekjen) PBNU Yahya cholil Staquf, Nuruzzman juga menyebut tidak senang dengan Gerindra yang kerap memainkan isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) untuk kepentingan kekuasaan.

Hal itu diungkapkan Nuruzzman dalam surat terbuka yang ditujukannya kepada Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Isu SARA yang sudah melampaui batas dan meletakkan Jakarta sebagai kota paling intoleran adalah karena kontribusi elite Gerindra yang semua haus kekuasaan dunia saja, tanpa mau lagi peduli pada rakyat di mana Bapak (Prabowo) harusnya berpijak," kata Nuruzzman seperti dikutip detik.com.




Meski begitu, Nuruzzaman mengaku belum mengajukan surat resmi kepada Gerindra. Namun dia telah membulatkan tekat keluar dari Gerindra. "Surat resminya saya mau layangkan karena ini libur semua. Mungkin setelah Lebaran saya layangkan, tetapi ini surat terbuka, ini pernyataan saya resmi," ucap dia.

Dikatakan, dirinya merasa berat untuk terus melangkah berjuang di tubuh partai karena kepengurusannya hanya berorientasi kepentingan para elit Gerindra dengan cara terus menerus menyerang pemerintah tanpa disertai data yang akurat.

Selama menjadi kader Partai Gerindra, Zaman sempat mengagumi sosok Prabowo karena jiwa patriotiknya. Akan tetapi, berjalannya waktu, dia menyebutkan arah partainya semakin tak jelas menjadi sebuah kendaraan kepentingan yang sama sekali tidak berkarakter pada kepedulian dan keberanian.

Dia mengatakan, partai Gerindra itu berubah menjadi mesin rapuh yang hanya mengejar kepentingan Prabowo dan elit Gerindra lainnya. Kekecewaan atas partainya semakin memuncak karena Gerindra bermanuver dengan isu politik SARA dan menjadi corong kebencian yang mengamplifikasi kepentingan perebutan kekuasaan.

Sebagai santri, Nuruzzaman punya pandangan politik adalah media berjuang atas kepedulian kepada warga, bukan untuk kepentingan elit partai. Bahkan, dirinya mengancam akan terus melawan Gerindra karena sudah bermanuver dengan cara-cara menebar isu SARA dan kebencian.

"Demi kekuasan, partai ini terus memfitnah dan menyebar isu SARA. Saaya akan terus melawan Gerindra dan elit busuknya sampai kapan pun," begitu Nuruzzman.

Secara terpisah, anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade mengatakan, tidak masuk akal jika dikatakan Gerindra memakai isu SARA

"Mengenai pernyataan beliau yang menyatakan bahwa Gerindra memakai isu SARA, hal itu merupakan pernyataan yang tidak masuk akal. Bayangkan saja, Partai Gerindra ini adalah partai nasionalis, Pak Prabowo selalu menekankan nilai-nilai kebangsaan, kebhinnekaan, dan semangat perjuangan dalam bingkai NKRI, lalu tiba-tiba Gerindra dituduh memainkan isu SARA?" ucapnya.

Bantahan juga disampaikan politisi Partai Gerindra yang juga wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno.

"Perlu tahu, saya sekolah di SD PSKD, sekolah Kristen Protestan, SMA Katolik. Temen-teman saya banyak sekali dari dunia usaha yang dari etnis Tionghoa. Di Kadin di dunia usaha partner-partner saya banyak yang dari etnis Tionghoa. Ini yang ingin saya jelaskan sebetulnya," ujar Sandiaga.(jo-2)



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.