Pencuri Koper Penumpang Garuda di Bandara Soetta Ternyata Siswa Kelas 3 SMP

Baggage Claim di Bandara Soekarno-Hatta
JAKARTA, JO- Pencuri koper penumpang maskapai penerbangan Garuda Indonesia di Bandara Soekarno Hatta ternyata seorang remaja yang masih duduk di kelas 3 SMP di Tangerang, Banten.

Pejalar SMP ini sudah ditangkap anggota Polres Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu (26/5/2018) malam, dan polisi mengamankan 10 koper sebagai barang bukti.

Kapolresta Bandara Soekarno-Hatta AKBP Viktor Togi Tambunan membenarkan kabar penangkapan pencuri koper milik penumpang penerbangan maskapai Garuda Indonesia itu.

"Pencuri koper di bandara telah ditangkap. Pelaku adalah siswa kelas 3 SMP bertempat tinggal di Tangerang," kata Kapolres dalam ketetangannya, Minggu (27/5/2018).

Saat ini remaja itu masih menjalani pemeriksaan dengan didampingi orangtuanya. Pendampingan ini dilakukan mengingat usia pelaku yang masih dibawah umur, yaitu 15 tahun dan masih duduk di bangku SMP.

"Kami tentunya menggunakan sistem peradilan pidana anak mengingat usia anak masih di bawah umur," sebutnya.




Dalam Pasal 1 ayat 1 UU nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) disebutkan, anak yang berkonflik dengan hukum yang selanjutnya disebut anak adalah anak yang telah berumur 12  tahun, tetapi belum berumur 18 tahun yang diduga melakukan tindak pidana. Dalam setiap tahapan hukumnya, anak yang berhadapan dengan masalah hukum berhak didampingi oleh orang tua atau orang yang ia percaya. Hal ini tercantum dalam Pasal 23 ayat 2 UU SPPA.

Meski demikian hingga saat ini Kapolres belum menjelaskan secara lengkap kronologi penangkapan dan alasan pelaku melakukan pencurian ini.

Sebelummya, beredar pengakuan seorang penumpang dalam pesan berantai yang mengatakan kopernya telah dicuri di tempat pengambilan bagasi (conveyor belt) Terminal 3 Ultimate Soekarno-Hatta.

Penumpang yang tak menyebutkan namanya tersebut melakukan penerbangan pada Sabtu (12/5/2018) dengan maskapai Garuda Indonesia GA 417 dari Bali dan tiba di Jakarta sekitar pukul 19.00 WIB.

"Koper group kami total lima bagasi, tiga bagasi milik saya. Pertama diumumkan kalau conveyor belt No12. Tapi kemudian berubah menjadi conveyor belt No 10 . Tapi setelah ditunggu-tunggu dan tidak ada lagi bagasi penerbangan GA417, koper saya hanya ada 1. Lalu kami ke Baggage Service untuk membuat laporan.

Pihak baggage service melakukan pengecekan tapi masih belum ketemu. Akhirnya kami membuat laporan," bunyi kutipan pesan berantai dari penumpang tersebut. (jo-10)


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.