Presiden: Jangan Kembangkan Isu-isu yang Sebabkan Bangsa Jadi Pesimis

Presiden Jokowi di Unisma Malang, Jawa Timur, Kamis (29/3/2018).
MALANG, JO- Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan kuliah umum di Universitas Islam Malang (Unisma) Malang, Jawa Timur, Kamis (29/3/2018) pagi, meminta masyarakat agar jangan sampai sering mengembangkan isu-isu, isu PKI, isu antek aseng itu, antek asing, isu utang, isu komunis, isu sertifikat, yang menyebabkan bangsa kita menjadi pesimis.

“Tidak boleh, rakyat negara kita ini harus memiliki mental yang kuat, tahan uji, tahan banting,” kata Presiden Jokowi.

Dikatakan, sebagai negara yang besar, pasti ada ujiannya dari Allah, pasti ada cobaannya, pasti ada hambatan-hambatannya, pasti ada rintangan-rintangannya. Karena itu, Presiden Jokowi meminta agar kita harus tahan uji, dan tahan banting. Tawakal, berserah diri, tapi harus ikhtiar, usaha, harus kerja keras.

“Inilah tugas generasi muda kita ke depan, tantangannya akan semakin besar. Jangan kita ini malah dibawa kepada hal-hal yang menyebabkan anak-anak kita menjadi pesimis. Tidak boleh lagi kita terhapus oleh isu-isu,” tutur Presiden Jokowi.

Sebelumnya Presiden Jokowi mengatakan, bahwa kita wajib bersyukur atas anugerah Allah yang diberikan kepada bangsa Indonesia, bahwa berkat perjuangan para pahlawan, para syuhada, para ulama, Indonesia bisa menjadi bangsa yang kokoh.




Sejak awal berdiri, lanjut Presiden, kita adalah bangsa yang sangat bhinneka, sangat beragam, sangat majemuk, dan kita menyadari bahwa perbedaan itu adalah rahmat dari Allah, anugrah dari Allah yang diberikan kepada kita, bangsa Indonesia.

‎Kemampuan kita sebagai bangsa yang majemuk, yang ber-Bhinneka Tunggal Ika itu, ungkap Kepala Negara, telah menjadi sumber inspirasi bagi bangsa-bangsa lain di dunia. “Banyak negara lain yang ingin kokoh seperti kita Indonesia,” ucap Kepala Negara seraya menambahkan, kita juga wajib membantu saudara-saudara di negara lain, berbagi resep bagaimana menjaga persatuan dalam perbedaan-perbedaan seperti yang ada di Indonesia.

Sebagai bangsa yang telah menjadi rujukan bangsa-bangsa lain dalam mengelola ke-Bhinekaan sekaligus dalam membangun persatuan itulah Presiden Jokowi mengingatkan, kita juga harus bermental besar.

“Sebagai tempat rujukan kita juga harus bermental pemimpin, berani menghadapi tantangan, berani menghadapi hambatan-hambatan, berani melewati rintangan-rintangan,” tutur Presiden Jokowi seraya menambahkan, semakin besar sebuah negara, semakin besar juga tantangan yang dihadapi. Namun walaupun tantangannya berat, Presiden menegaskan, bangsa besar tidak boleh gentar dan tidak boleh pesimis.

Tampak hadir dalam acara kuliah umum di Unisma Malang itu antara lain Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Mendikbud Muhadjir Effendy, dan Gubernur Jatim Soekarwo. (jo-2)


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.