Presiden Jokowi dan Presiden Ashraf Ghani saat memberikan pernyataan pers di Kabul, Afghanistan, Senin (29/1/2018).
JAKARTA, JO- Setelah kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Afghanistan, tindak lanjut akan diadakan dalam waktu dekat dengan menggelar pertemuan ulama Indonesia dan Afghanistan. Setelah itu akan digelar pertemuan kedua berupa peace process pada 28 Februari 2018.

Rencana tindaklanjut ini disampaikan Menlu RI Retno Marsudi  dalam keterangan pers di Bandar Udara Shahjajal, Dhaka, Bangladesh, saat pesawat Kepresidenan Indonesia-1 sedang transit untuk pengisian bahan bakar pesawat.

Isu peace building ini, lanjut Menlu, selain dibahas dengan Presiden Ashraf Ghani juga dibahas dengan ketua dan para anggota High Peace Council, dan membahas secara lebih detail rencana ke depan. Satu tindak lanjut yang segera dilakukan adalah akan diadakan pertemuan antara ulama Indonesia dan Afghanistan dalam waktu yang dekat, yang tidak terlalu lama ini.

“Pada tanggal 28 Februari nanti menurut rencana akan dilakukan peace process, pertemuan yang kedua. Indonesia akan diundang untuk hadir di dalam pertemuan tersebut, dan delegasi Indonesia akan hadir dan delegasi Indonesia akan dipimpin oleh Wakil Presiden,” ungkap Menlu.

Selain isu peace building, isu  kedua yang dibahas dengan Presiden Ghani adalah upaya untuk penguatan kerja sama ekonomi. Presiden Jokowi dan Presiden Ghani, menurut Menlu, sepakat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi.

Baca hotel terbaik di Paris, tulis komentarmu
Bandingkan harga hotel dan reviewnya di New York City
Baca review rental liburan di seluruh dunia
Ada apa di London? Cari hotel termurah dan nyaman disana!


“Angka perdagangan Indonesia dengan Afghanistan memang masih sangat kecil. Oleh karena itu, Presiden Ghani secara khusus meminta bantuan Indonesia agar dapat memberikan capacity building tetapi untuk bussiness to bussiness. Capacity building yang diberikan kepada Afghanistan agar Afghanistan mampu meningkatkan ekspornya keluar,” jelas Menlu.

Menurut Menlu, Presiden Jokowi sudah menyanggupi bahwa capacity building akan diberikan ke kalangan bisnis Afghanistan di samping capacity building yang sudah selama ini jalan dan terus ditingkatkan antara lain untuk law enforcement, pertanian, UMKM, dan sebagainya.

Masih di dalam konteks ekonomi dan capacity building, Presiden menyampaikan bahwa Indonesia menawarkan beasiswa degree 100 orang untuk belajar di Indonesia.

Adapun dalam konteks untuk mensyiarkan Islam yang rahmatan lil alamin maka Presiden menyampaikan Indonesia sudah membangun kompleks Indonesia Islamic Center yang lahannya diberikan oleh pemerintah Afghanistan, seluas 10.000 meter persegi, di dekat Kabul. Di dalam komplek Indonesia Islamic Center ini direncanakan akan terdiri dari masjid, klinik kesehatan, perpustakaan, dan juga guest house.

Pembangunan di kompleks IIC ini, lanjut Menlu, masjidnya telah selesai dibangun pada tahun 2016. Mulai 2 September 2016 telah digunakan oleh masyarakat sekitar untuk melakukan ibadah salat Jumat, pengajian, dan kegiatan keagamaan yang lainnya. Luas masjid itu sendiri adalah sekitar 1.450 m2, yang terdiri dari 2 lantai, dengan kapasitas maksimal 2.500 jamaah.

“Masjid itu diberi nama Masjid As-salam yang berarti perdamaian. Masjid sudah selesai, sudah digunakan,” kata Menlu.

Menurut Menlu, Presiden sudah menyampaikan bahwa pembangunan klinik ini sudah akan dimulai pada musim semi tahun ini, dalam rangka mensyiarkan nilai-nilai islam yang rahmatan lil alamin, nilai-nilai islam yang damai.

“Kegiatan di masjid tersebut maka akan berkontribusi terhadap proses perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan. Dengan demikian, kalau dilihat maka IIC ini memiliki peran yang sangat strategis dalam the whole process rekonsiliasi dan perdamaian di Afghanistan,” ungkap Menlu. (jo-2)


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.