Bangunan berbentuk panggung bulat di pantai Ajibata,
 Danau Toba, yang mubazir. Dulu pembangunannya
dengan mengancam pemilik tanah, kini malah mubazir.
AJIBATA, JO- Bupati Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara diminta untuk turun tangan mendengar keluhan warga Ajibata terkait mubazirnya bangunan berupa panggung bulat yang ada di pantai Ajibata. Dulu dibangun di bawah ancaman kepada pemilik tanah, namun setelah dibangun hingga 10 tahun saat ini, bangunan yang persis berada di pinggir Danau Toba itu pun mubazir.

Menurut Malon Nainggolan pemilik tanah tempat bangunan permanen itu dibangun, bangunan itu sama sekali tidak pernah dipergunakan,alias mubazir dan hanya membuang uang negara. Selain itu, posisinya pun sangat mengganggu bagi para wisatawan yang datang ke sana.

“Bangunan yang dibangun ini sama sekali tidak ada manfaatnya bagi wisatawan maupun bagi kami padahal dulu 10 tahun lalu Kadis Pariwisata Laurensius Sibarani mengatakan bangunan ini akan memberikan manfaat bagi kami sebagai pemilik tanah,” kata Malon Nainggolan di Ajibata, Rabu (22/6).

Dia pun meminta agar Bupati Tobasa Ir Darwin Siagian mau untuk mengubah bangunan tersebut karena hampir semua lahan di bibir pantai habis untuk bangunan ini sehingga tidak ada tempat lagi bagi mereka untuk berusaha. Kalau tidak mau diubah, maka sebaiknya dibongkar saja semua.

“Sebaiknya diubah dengan bentuk bangunan serbaguna yang layak jual bagi pengunjung, karena kalau melihat bangunan sekarang tidak ada tamu yang tertarik untuk memakainya karena mengganggu pemandangan. Wisatawan kan ingin melihat dengan pandangan lepas. Kalau tidak mau diubah ya dibongkar habis saja,” sambung Malon.

Malon pun mengisahkan bagaimana awal dibangunnya bangunan bulat berbentuk panggung itu. Kejadiannya pada tahun 2006 ketika Dinas Pariwisata Tobasa mencoba untuk mencari lahan untuk proyek pembuatan panggung ini.

Posisi bangunan yang mengganggu wisatawan yang
bermain di pinggir pantai.
“Dengan menggandeng tokoh masyarakat mereka mencari lahan yang bisa mereka kuasai. Awalnya mereka datang ke warga lain yakni Pakpahan, tapi saat mereka datang sudah dihadang dengan pedang, akhirnya tidak jadi,” kisah Malon.

Lalu rombongan Kadis Pariwisata Laurensius Sibarani kemudian melirik tanah di sebelahnya, tapi sama seperti Pakpahan, pihak pemilik tanah juga menolak. Untuk meneruskan ambisinya, kata Malon, pihak pemborong langsung bertindak membuat patok di tanah orang tua Malon.

“Saat itu saya sudah bertindak dengan mencabuti patok-patok itu karena belum ada pembicaraan dari pihak Dinas Pariwisata. Tapi karena tahu kami juga menolak, maka datanglah utusan menemui bapak saya di rumah, yakni sekcam dan lurah Parsaoran Ajibata menyampaikan keinginan Kadis Pariwisata Laurensius Sibarani untuk membangun bangunan di tanah kami,” ucap Malon.

Saat itu juga orang tua Malon menolak. Tapi saat itulah keluar kata-kata ancaman dari sekcam bahwa akan diturunkan pasukan Brimob untuk menangkap apabila orang tua Malon menolak. “Mendengar ancaman itu orang tua kami kemudian mau menerima, apalagi kemudian ada janji-janji manis bahwa bangunan itu nantinya akan mendatangkan keuntungan bagi keluarga kami.”

Pembangunan pun dilakukan pada bulan Juni 2006. Sayangnya, setelah semua ancaman, diskriminasi, dan dugaan proyek korupsi yang tidak jelas ini, bangunan itu pun ternyata tidak bermanfaat. Sudah 10 tahun berlalu, dan tidak ada manfaatnya, malah merugikan. Lihat saja letaknya saja sudah menutupi bibir pantai mengganggu tamu yang bermain di pantai, dan mengganggu pemandangan.

“Beberapa kali saya telah mengusulkan supaya bangunan itu dibongkar saja dan dipindahkan ke tempat yang lebih tepat, kadang merasa jengkel. Bangunan itu sarat kepentingan dan kuat dugaan jadi ajang korupsi. Yang tidak enak, dibangun dengan ancaman, tapi taka da manfaatnya bagi kami maupun bagi wisatawan,” begitu Malon. (jo-2)


Sebelum ke Yogyakarta, Cek Dulu Tarif Hotel dan Ulasannya Ke Bandung? Cek Dulu Hotel, Tarif dan Ulasannya Disini Cek hotel di Lombok, bandingkan harga dan baca ulasannya Liburan ke Surabaya? Cari hotel, bandingkan tarif dan baca ulasannya Cek hotel di Parapat, Danau Toba, bandingkan harga dan baca ulasannya

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.