Ratusan Nelayan Unjuk Rasa Tolak Reklamasi Pantai Utara

Para nelayan yang melakukan unjuk rasa.
JAKARTA, JO - Ratusan nelayan yang tergabung dalam Serikat Nelayan Tradisional (SNT) melakukan aksi unjuk rasa di kawasan reklamasi pantai utara, Muara Dadap, Tangerang menolak reklamasi pantai.

Nelayan-nelayan yang berasal dari kawasan Dadap, Kosambi, Tangerang dan Kamal Muara, Jakarta Utara itu berunjuk rasa karena menilai reklamasi merusak ekosistem laut dan mematikan sumber perekonomian nelayan.

Ratusan kapal nelayan yang berdemo melakukan konvoi mengitari dua pulau reklamasi sambil menyoraki para pekerja di pulau tersebut. Selain itu, aksi unjuk rasa juga diwarnai dengan membakar perahu.

Aksi unjuk rasa Senin (23/11) berlangsung di tiga titik, yakni tempat Pelelangan Ikan Kamal Muara, pulau Pantai Indah Kapuk 1, dan pulai Pantai Indah Kapuk 2.

Aksi demo penolakan reklamasi tersebut di kawal ketat aparat gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP untuk berjaga-jaga di tiga titik demo tersebut.

Kapolsek Teluk Naga AKP Hadiwiyono menjelaskan bahwa pihaknya menerjunkan kekuatan penuh anggotanya guna mengamankan aksi unjuk rasa yang melibatkan ratusan nelayan yang diwarnai pembakaran ban bekas dan perahu.

Sebelum ke Yogyakarta, Cek Dulu Tarif Hotel dan Ulasannya Ke Bandung? Cek Dulu Hotel, Tarif dan Ulasannya Disini Cek hotel di Lombok, bandingkan harga dan baca ulasannya Liburan ke Surabaya? Cari hotel, bandingkan tarif dan baca ulasannya Cek hotel di Parapat, Danau Toba, bandingkan harga dan baca ulasannya

Dari pantauan wartawan di lokasi terlihat pulau reklamasi yang tengah di kerjakan pihak pengembang PT Kapuk Naga Indah dan Tangerang International City luasnya kira-kira sudah mencapai lebih dari dua hektar.

Dari informasi yang dihimpun di lokasi demo tersebut rencananya pulau reklamasi tersebut akan membentang dari Pantai Kronjo sampai Cilincing Jakarta Utara.

Menurut Koordinator aksi unjuk rasa nelayan dari Serikat Nelayan Tradisional (SNT) Azis Suwandi,menuturkan proyek reklamasi pulau tersebut merupakan proyek kapitalis yang tidak memikirkan penderitaan nelayan. Selain mengancam mata pencaharian nelayan, juga merusak ekosistem laut.

Senada dengan pendapat Azis, pengamat tata kota Universitas Trisakti Nirwono Joga mengatakan dengan adanya proyek reklamasi pulau mengancam kelangsungan hidup hutan bakau yang hidupnya bergantung pada pasang surut air laut.

Proyek tersebut dapat menyebabkan paparan air laut mangrove atau hutan bakau berkurang. "Padahal, fungsi hutan bakau amatlah penting sebagai pencegah terjadinya sedimentasi pada ekosistem laut," kata Azis. (hery lubis)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.