Suasana saat penyampaian laporan akhir penyelidikan MH17.
JAKARTA, JO- Rusia, Selasa (13/10), memiliki "keraguan yang serius" mengenai tujuan penyelidikan yang dipimpin Belanda atas jatuhnya pesawat milik maskapai penerbangan Malaysia, Malaysia Airlines Penerbangan MH17.

Rusaknya badan pesawat Malaysia Airlines itu dipertunjukkan dalam jumpa pers saat mempresentasikan laporan akhir di Pangkalan Gilza Rijen, mengenai penyebab jatuhnya pesawat yang menewaskan 298 orang di dalam pesawat.

Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut investigasi yang dipimpin Belanda itu harusnya terus dilanjutkan.

"Masiha ada keraguan serius mengenai tujuan sebenarnya penyelidikan yang dilakukan di Belanda ini, dan jangan hanya pembenaran atas tuduhan yang disampaikan sebelumnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia seperti dikutip AFP, Selasa (13/10).

Tim investigasi menyimpulkan bahwa pesawat Malaysia Airlines MH17 ditembak jatuh oleh rudal Buk buatan Rusia yang ditembakkan dari timur Ukraina yang dilanda perang tahun lalu dan menewaskan seluruh orang yang ada di dalam pesawat.

Penyelidikan yang dipimpin Belanda ini tidak mengatakan dengan tegas siapa yang bertanggung jawab dalam hal ini. Setelah sebelumnya pembuat rudal Buk, Almaz-Antey berusaha untuk mendiskreditkan hasil penyelidikan itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penyidik ​​asing telah mengabaikan temuan Almaz-Antey dan tidak datang ke Rusia untuk melihat kesimpulan perusahaan itu.

"Ahli Rusia tidak pernah mendapat akses ke semua bahan penyelidikan," tambahnya.

Ahli Rusia menyatakan akan hati-hati dan akan mempelajari penyelidikan Belanda secara detail, Zakharova menambahkan. "Penyelidikan harus dilanjutkan, dan tentu, kami siap untuk pekerjaan ini," katanya.

Moskow juga menunjukkan bahwa pemerintah Ukraina harus menutup ruang udara atas Ukraina timur di mana pasukan pemerintah telah memerangi pemberontak pro-Kremlin. (jo-2)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.