Dugaan Kartel Sapi, Penggemukan Sapi di Bogor Juga Diperiksa

Mujiono dan Agung Marlianto.
JAKARTA, JO- Subdit Industri dan Perdagangan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya merespon dengan menyidak tempat penggemukan sapi di daerah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.

Kartel diduga memainkan harga daging sapi saat ini, berhubung kartel merupakan importir yang juga pemilik perusahaan feedloter (penggemukan sapi) di Indonesia.

Sidak tersebut untuk melihat ketersediaan sapi dan dugaan permainan kartel pendistribusian sapi.

"Kami telah melaksanakan lidik dan cek di lapangan terhadap dugaan adanya kartel sapi dan tindak pidana di bidang pangan, perdagangan maupun persaingan usaha," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mujiono di PT Widodo Makmur Perkasa (WMP), Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Kamis (13/8).

(Baca Juga berita: Kelangkaan Daging Sapi, Polisi Gerebek Pengemukan Sapi di Tangerang)

Timnya mulai bergerak dari pagi hingga sore kata Mujiyono, ternyata dalam sidak tersebut PT WMP masih menyimpan sapi yang belum didistribusikan.

"Betul ada sapi sekitar 2.500 sapi. Dalam perjalanan ada 1.729 sapi. Kami cek ada," kata Mujiyono.

Dua orang karyawan PT Widodo Makmur Perkasa sebagai akunting dan manajer telah diperiksa terkait dugaan penimbunan daging sapi.

“Kami sudah interogasi dua orang karyawan feedloter,” ujar Kombes Mujiono.

Pengecekan juga dilakukan terhadap penjualan oleh PT WMP. Dari hasil pemeriksaan, penjualan dari bulan Mei sampai Juli normal, dikisaran Rp 38 ribu dan Rp 39 ribu per kilogram daging sapi hidup.

"Tapi kemudian naik per kilo Rp43 ribu setelah Agustus. Ini sedang kami selidiki apakah terjadi penyimpangan kartel sapi, tindak pidana perdagangan, tindak pidana pangan, maupun tindak pidana perlindungan usaha," kata Mujiyono.

Cek hotel di Lombok, bandingkan harga dan baca ulasannya | Liburan ke Surabaya? Cari hotel, bandingkan tarif dan baca ulasannya | Cek hotel di Parapat, Danau Toba, bandingkan harga dan baca ulasannya | Jalan-jalan ke Las Vegas? Temukan harga hotel terendah

Para kartel sepakat untuk tidak mengambil, menyembelih dan mendistribusikan daging sapi. Sehingga hal inilah yang menyebabkan kelangkaan daging sapi di pasar.

“Dugaan awal kenaikan harga sapi ini dipicu adanya kesepakatan antar kartel,” ujar Kasubdit I Indag Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Agung Marlianto.

Permainan harga daging sapi diduga dikendalikan oleh kartel. Temuan ini didapat setelah polisi melakukan sidak perusahaan penggemukan sapi, PT WMP di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.

"Kartel itu jadi perusahaan importir. Mereka ini ternyata ditengarai punya kekerabatan," kata Agung Marlianto.

Agung mencontohkan misalnya perusahaan A ternyata masih adik perusahaan si B. Mereka masih sama-sama importir sapi. Kekerabatan seperti ini, lanjut Agung, membuat mereka mudah menentukan harga. Para importir sapi tersebut tinggal duduk bersama dan menaikkan harga. (amin)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.