Analisis Saluran Distribusi Refill Gas Merk Blue Gaz pada Blue Gas Indonesia Region Jabodetabek

Ilustrasi
Oleh: Gabriella Dirnanda (55114110127), Sri Utami (55114110006)

Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen

Universitas Mercu Buana
Jakarta, Indonesia


Abstract

This study aimed to obtain descriptive findings regarding patterns of distribution channels in the marketing of the brand Blue Gaz gas refill at PT Blue Gas Indonesia Region Jabodetabek . This research uses descriptive research design . Data were collected using the methods of documentation , interviews and observations and descriptive analysis . From these discussions , in the distribution of blue gaz refill using the first distribution channel is direct distribution where the manufacturer to cooperate with retailers in terms of marketing the product ( Manufacturer - Retailer - Consumer ) . The second is the distribution through wholesalers to refer the dealer to help distribute to small retailers and finally accepted by consumers ( Manufacturer - Distributor - Retailer - Consumer ).

Keywords: distribution channels , marketing distribution



Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan deskriptif mengenai pola saluran distribusi dalam pemasaran refill gas merk Blue Gaz pada PT Blue Gas Indonesia Region Jabodetabek. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Data yang terkumpul menggunakan metode dokumentasi, wawancara dan observasi serta analisis deskriptif. Dari pembahasan tersebut, dalam pendistribusian refill blue gaz menggunakan saluran distribusi yang pertama adalah distribusi langsung dimana produsen melakukan kerjasama dengan pengecer dalam hal pemasaran produk (Produsen-Pengecer-Konsumen). Yang kedua adalah distribusi melalui kegiatan pedagang besar yaitu menunjuk penyalur untuk membantu mendistribusikan kepada pengecer kecil hingga akhirnya diterima oleh konsumen (Produsen-Penyalur-Pengecer-Konsumen).

Kata Kunci: saluran distribusi, distribusi pemasaran


I.PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Penelitian


Kegiatan pada perusahaan yang paling terutama adalah kegiatan pemasaran. Salah satu kegiatan pemasaran yang langsung berhubungan dengan konsumen dan mempunyai peranan yang cukup besar dalam menciptakan faedah suatu barang adalah saluran distribusi. Proses distribusi adalah tahapan yang memliki peranan cukup penting dalam kegiaan perusahaan. Ini dikarenakan sebelum barang diterima oleh konsumen terdapa tahapan saluran distribusi barang dari produsen ke agen/pengecer.

Untuk mencapai penjualan produk yang sesuai target maka perusahaan harus menerapkan startegi pendistribusian yang sesuai dan tepat. Tujuan lainnya adalah agar produk perusahaan tersebut mudah didapat serta cepat oleh konsumen.

Penelitian ini menekankan pada konsep saluran distribusi. Menurut Walters dalam Dharmmesta (1999), saluran distribusi adalah sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu. Kotler (2003), menyatakan, Marketing channels are sets of interdependent organizations involved in the process of making a product or service available for use or consumption. Pendapat lain juga menyatakan, place (distribusi) termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran (Kotler dan Armstrong, 1997).

Sehingga dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan adalah aktifitas perusahaan yang memiliki keterkaitan agar produk dapat tersedia di pasaran dan memberikan daya guna kepada konsumen.

Sebelum melaksanakan proses pendistribusian, ditentukan terlebih dahulu metode penyampaian produk/jasa melalui jalur yang efektif. Adapun pemilihan metode merupakan tahap yang penting, ini dikarenakan saluran distribusi merupakan salah satu tolak ukur untuk dapat menentukan berhasil atau tidaknya pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Yang tidak boleh diabaikan dalam langkah kegiatan memperlancar arus barang/jasa adalah memilih saluran distribusi (Channel Of Distribution).

Masalah pemilihan saluran distribusi adalah masalah yang berpengaruh bagi marketing, karena kesalahan dalam memilih dapat menghambat bahkan memacetkan usaha penyaluran produk/jasa dari produsen ke konsumen.

Menurut Stern dan El-Ansary : Perantara melancarkan arus barang dan jasa. Prosedur ini diperlukan untuk menjembatani ketidaksesuaian antara berbagai barang dan jasa yang dihasilkan produsen dan bermacam barang yang diminta konsumen.

Setelah menentukan banyaknya saluran distribusi yang akan dipakai, perusahaan/produsen perlu menentukan jumlah perantara untuk ditempatkan sebagai pedagang besar atau pengecer. Dalam hal ini produsen mempunyai tiga alternatif pilihan, yaitu :

1. Distribusi Intensif

Distribusi Intensif ini dapat dilakukan oleh produsen yang menjual barang konvenien. Perusahaan berusaha menggunakan penyalur, terutama pengecer sebanyak-banyaknya untuk mendekati dan mencapai konsumen. Semua ini dimaksudkan untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan konsumen. Sedangkan untuk barang industri, distribusi intensif ini biasanya terbatas untuk jenis operating supplies atau barang standard lainnya, seperti obeng, minyak pelumas, dan lainnya.

2. Distribusi Selektif

Perusahaan yang menggunakan distribusi selektif ini berusaha memilih suatu jumlah pedagang besar/ pengecer yang terbatas dalam suatu daerah geografis. Biasanya saluran ini dipakai untuk memasarkan produk baru, barang shopping atau barang special, dan barang industri jenis accessory equipment. Penggunaan saluran distribusi selektif ini dimaksudkan untuk meniadakan penyalur yang tidak menguntungkan dan meningkatkan volume penjualan dengan jumlah transaksi lebih terbatas.

3. Distribusi Eksklusif

Distribusi eksklusif ini dilakukan oleh perusahan dengan hanya menggunakan satu pedagang besar atau pengecer dalam daerah pasar tertentu. Jadi produsen/ penyedia hanya menjual produknya kepada satu pedagang besar atau satu pengecer saja. Pada umumnya, distribusi eksklusif ini banyak dipakai :

a. Untuk barang-barang special
b. Apabila penyalur bersedia membuat persediaan dalam jumlah besar sehingga pembeli lebih leluasa dalam memilih produk yang akan dibelinya
c. Apabila produk yang dijual memerlukan servis sesudah penjualan (pemasangan, reparasi, dsb), misalnya alat pendingin udara (AC), almari es dll.

Distributor-distributor atau penyalur ini bekerja aktif untuk mengusahakan perpindahan bukan hanya secara fisik tapi dalam arti agar jasa-jasa tersebut dapat diterima oleh konsumen. Dalam memilih saluran distribusi ini ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut (Craven, 2001):

1. Sifat pasar dan lokasi pembeli.
2. Lembaga-lembaga pemasaran terutama pedagang-pedagang perantara.
3. Pengendalian persediaan, yaitu menetapkan tingkat persediaan yang ekonomis.
4. Jaringan pengangkutan.

Sebelum kegiatan distribusi dilaksanakan, terlebih dahulu dibuatkan perencanaan agar terjadi aktifitas distribusi yang efektif. Perencanaan distribusi terkai dengan armada penjualan (sales force), pengiriman(delivery), bagian logistik, administrasi, dan titik kuat dan lemah outlet dalam jaringan distribusi. Mengetahui titik kelemahan dan kekuatan lawan merupakan bagian dari analisis SWOT yang merupakan unsur yang tak terpisahkan dari peluang dan hambatan (Royan, 2004:129)

Berdasarkan uraian mengenai pentingnya sebuah saluran distribusi, maka peneliti tertarik untuk mengangkat topik tentang strategi perusahaan berkaitan dengan saluran distribusi yang dilaksanakan PT. Blue Gas Indonesia di region Jabotabek.

I.2. Perumusan Masalah

Bagaimana pelaksanaan saluran distribusi yang digunakan PT. Blue Gas Indonesia di region Jabotabek ?

I.3.Tujuan Penelitian

Mengetahui dan menganalisis pelaksanaan Saluran distribusi yang digunakan PT. Blue Gas Indonesia di region Jabotabek.

I.4 Manfaat Penelitian

Bagi Perusahaan

Dapat dijadikan salah satu bahan informasi dan pertimbangan bagi pimpinan perusahaan untuk pengambilan keputusan manajerial dalam saluran distribusi.

Bagi Akademik

Sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya baik dari segi pandangan maupun pengetahuan yang berhubungan dengan masalah yang serupa.

Bagi peneliti

Untuk menambah informasi mengenai saluran distribusi yang diterapkan oleh PT. Blue Gas Indonesia


II. METODE PENELITIAN

II.1 Desain Penelitian

Penelitian ini melakukan studi kepustakaan dan analisa deskripstif. Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir,1988: 111).

Menurut Nazir (1988: 63) dalam Buku Contoh Metode Penelitian, metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.

Menurut Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

Dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual.


II.2 Sumber Data

Sumber data penelitian ini terdiri dari :

Sumber data primer, dilakukan dengan mewancarai supervisor area Jabotabek.
Sumber data sekunder yang dikumpulkan tentang perkembangan data penyalur dan pengecer berasal dari staff adminitrasi pada departemen sales dan distribusi PT. Blue Gas Indonesia area Jabotabek.


II.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan :

Studi Dokumentasi yaitu peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan literature baik berasal dari buku maupun jurnal.

Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung pada objek yang diteliti. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan di tim distribusi refill blue gaz area Jabotabek.

Wawancara mendalam melalui tanya jawab dan dialog dengan pihak yang berkepentingan/berwenang dari institusi/perusahaan terkait, untuk mendapatkan gambaran umum mengenai

II.4 Pembahasan

Langkah-langkah yang dilakukan yaitu merumuskan, deskripsi, pengumpulan data,mengolah data, simpulan. Subjek penelitian ini adalah departemen sales dan distribusi PT. Blue Gas Indonesia serta objek dalam penelitian ini adalah saluran distribusi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saluran distribusi pemasaran yang digunakan oleh perusahaan PT. Blue Gas Indonesia yang berjumlah sebanyak dua saluran.

Jenis data yang digunakan adalah metode deskriptif yang dibahas melalui kajian studi literatur. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya. Menurut Whitney (1960: 160) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah pedoman dokumentasi, wawancara dan observasi. dokumentasi mengenai efisiensi saluran distribusi pemasaran, pedoman wawancara dapat digunakan untuk mencari data yang berhubungan dengan pola saluran distribusi pemasaran refill gas blue gaz dan observasi dapat digunakan untuk mencari data awal dalam kegiatan saluran distribusi.

Dalam memperoleh data yang diperlukan berkenaan dengan penelitian yang dilakukan di perusahaan, maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi (pengamatan) dimana pengumpulan data dengan mengadakan tinjauan secara langsung kepada objek yang diteliti untuk mendapatkan keyakinan bahwa data yang diperoleh adalah benar.

Interview (wawancara) dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi. Misalnya tinjauan tentang kegiatan penyaluran produk atau kegiatan distribusi yang dilakukan oleh perusahaan. dokumentasi metode ini digunakan sebagai kelengkapan metode interview yaitu pengumpulan data dengan pencatatan langsung terhadap dokumen-dokumen yang ada dalam perusahaan selama perusahaan melaksanakan kegiatan mengenai saluran distribusi pemasaran.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif ini digunakan untuk mengidentifikasi pola saluran distribusi pemasaran refill gas blue gaz pada perusahaan PT. Blue Gas Indonesia.

Pelaksanaan Alur Distribusi refill blue gaz pada PT. Blue Gas Indonesia

Mata rantai jalur distribusi itu akan menjadi panjang bilamana sebelum jatuh ketangan pemakai, produk yang bersangkutan harus melalui berbagai macam perantara. Sebaliknya, mala rantai jalur distribusi tadi dapat rnenjadi pendek bilamana produsen secara langsung menghubungi pembeli akhir untuk menawarkan produk mereka.

Ada beberapa alternatif jenis saluran yang dapat digunakan berdasarkan jenis produk dan segmen pasarnya, yaitu:

1) Saluran distribusi barang konsumsi
2) Saluran distribusi barang industri
3) Saluran distribusi jasa

Perencanaa distribusi harus memperhitungkan outlet, armada penjualan, bentuk saluran distribusi, perencanaan distributor agen, perencanaan pengiriman, dan perencanaan kunjungan salesman. Memperhitungkan hal-hal ersebut sangat penting demi tercapanya keberhasilan distribusi yang seimbang, terorganisasi, dan berkesinambungan. Itu sebabnya diperlukan pengetahuan yang mendetail mengenai perencanaan distribusi (Franz,2004:5)

Perencanaan oullet harus mencakup daya beli, tipe outlet, dan segmen konsumen yang datanya dapat diperoleh dari pemiliki toko. Maka, sebelum membuat rencana distribusi kiranya perlu mempelajari tipe oulet serta kemampuan, kelebihan dan kekurangannya (Franz,2004:9).

Ada beberapa produsen yang sengaja memilih jalur distribusi yang disesuaikan dengan produk yang dihasilkan. Sejauh ini PT. Blue Gas Indonesia menggunakan jalur distribusi yang sesuai dengan kondisi produknya, dimana pemlihan tersebut ditimbang oleh faktor panjang pendeknya usia produknya dan apakah produk itu mudah rusak atau tidak.

Jadi, semakin singkat pendistribusian, produk yang terdistribusi juga akan semakin cepat dikonsumsi oleh konsumen. Jadi, disini jalur distribusi yang lebih banyak digunakan ialah toko eceran atau oulet khusus yang menjual refill blue gaz langsung kepada konsumen.

Adapun alur pendistribusian yang digunakan oleh PT. Blue Gas yaitu :

Model Alur Distribusi Tipe 1:


Sumber: Ilustrasi gambar dari Narasumber



Model Alur Distribusi Tipe 2:


Sumber: Ilustrasi gambar dari Narasumber


Dari model alur distribusi tersebut, alur tersebut dibahas pada jurnal (Arliana,2004) mengelopkkan pada penjualan barang konsumsi ditujukan untuk pasar konsumen, dimana umumnya dijual melalui perantara. Hal ini dimaksudkan untuk menekan biaya pencapaian pasar yang luas menyebar yang tidak mungkin dicapai produsen satu persatu. Dalam menyalurkan barang konsumsi ada lima jenis saluran yang dapat digunakan.

a) Produsen - Konsumen

Bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan yang paling sederhana adalah saluran distribusi dari produsen ke konsumen, tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen (dari rumah ke rumah). Oleh karena itu saluran ini disebut saluran distribusi langsung.

b) Produsen - Pengecer - Konsumen

Seperti hainya dengan jenis saluran yang pertama (Produsen - Konsumen), saluran ini juga disebut sebagai saluran distribusi langsung. Disini, pengecer besar langsung melakukan pembelian kepada produsen. Adapula beberapa produsen yang mendirikan toko pengecer sehingga dapat secara langsung melayani konsumen. Namun alternatif akhir ini tidak umum dipakai.

c) Produsen - Pedagang Besar - Pengecer - Konsumen

Saluran distribusi semacam ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan sebagai saluran distribusi tradisional. Disini, produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar, kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.

d) Produsen - Agen - Pengecer - Konsumen

Disini, produsen memilih agen sebagai penyalurnya. la menjalankan kegiatan perdagangan besar, dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada para pengecer besar.

e) Produsen - Agen - Pedagang Besar - Pengecer - Konsumen

Dalam saluran distribusi, sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi ini terutama agen penjualan.


Dari pembahasan tersebut, dalam pendistribusian refill blue gaz menggunakan saluran distribusi yang pertama adalah distribusi langsung dimana produsen melakukan kerjasama dengan pengecer dalam hal pemasaran produk. Yang kedua adalah distribusi melalui kegiatan pedagang besar yaitu menunjuk penyalur untuk membantu mendistribusikan kepada pengecer kecil hingga akhirnya diterima oleh konsumen.


Perencanaan jaringan Distribusi

Ada tipe jaringan distribusi produk konsumsi secara langsung, dan ada juga yang melalui rantai distribusi. Masing-masing perusahaan dapat merencanakan jaringan distribusinya sesuai dengan kondisi persaningan yang ada.

Meskipun kedua pola pendistribusian itu berbeda, prinsipnya sama, yakni membawa produk dari produsen ke konsumen. Namun, perencanaan jarigan distribusinya disesuaikan dengan produk yang dihasilkan dan persaingan yang semakin ketat. Salah satu terobosan distribusi yang sering digunakan adalah jaringan distribusi langasung. Alasan mempertajam alur distribusi adalah untuk mempertinggi penyebaran produk di tingkat tertentu dan untuk mengimbangi kesetiaan konsumen pada brand produk tersebut. (Franz,2004:25).

Memilih agen sebagai jaringan distribusi. Ada dua alasan mengapa seorang perencana distribusi harus memilih agen dalam mendistribusikan produknya, pertama¸produk dapat terdistribusi dengan baik karena terfokus pada produk yang ada. Misalnya, produk jamu, minyak tanah, atau produk-produk lain yang tidak bisa didistribusikan secara langsung kepada retailer atau wholesaler. Kedua, Sistem keagenan memberi kinerja yang penuh komitmen, karena agen harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh produsen, yakni hanya menjual produk dari satu produsen. Kalau dalam praktiknya ada agen yang tidak hanya menjual satu produk, ia telah melanggar sistem keagenan.

Pada area Region Jabotabek terdapat pengecer dan penyalur yang telah bekerjasama . Data jumlah ini diambil pada rentang waktu 2012-2014 yaitu sebagai berikut:


Pada data tersebut digambarkan bahwa jumlah agen / pengecer refill blue gaz dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Namun berbanding dengan jumlah penyalur yang menurun meskipun pada tahun 2013-2014 jumlahnya tidak mengalami perubahan.

Dengan sistem keagenan yang diterapkan pada proses pendistribusian blue gaz mempermudah PT. Blue Gas Indonesia dalam mendistribusikan refill blue gaz.Hal tersebut juga dikemukakan dalam suatu kajian teori (coecoesm.wordpress.com,2011) yaitu keuntungan menggunakan sistem agen adalah :

1. Mengurangi tugas produsen dalam kegiatan distribusi untuk mencapai konsumen. Produsen cukup menghubungi perantara untuk menyampaikan produknya kepada konsumen yang banyak. Ini dipandang lebih efisien.
2. Kegiatan distribusinya cukup baik bilamana perantara sudah mempunyai pengalaman. Mereka dipandang lebih baik karena memang tugas yang
dilakukan hanyalah di bidang distribusi.
3. Perantara dapat membantu menyediakan peralatan dan jasa reparasi yang dibutuhkan untuk beberapa jenis produk tertentu, sehingga produsen tidak perlu menyediakannya.
4. Perantara dapat membantu di bidang pengangkutan dengan menyediakan alat-alat transpor sehingga meringankan beban produsen maupun konsumen yang mencarinya.
5. Perantara dapat membantu di bidang penyimpanan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas penyimpanan, seperti gudang dan fasilitas penyimpanan lainnya sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan oleh konsumen dapat memenuhinya.
6. Perantara dapat membantu di bidang keuangan dengan menyediakan sejumlah dana untuk melakukan penjualan secara kredit kepada pembeli akhir, atau untuk melakukan pembelian tunai dari produsen.
7. Keuntungan lain yang dapat diharapkan oleh produsen dari perantara ini adalah:Membantu dalam pencarian konsumen, membantu dalam kegiatan promosi, membantu dalam penyediaan informasi, membantu dalam pengepakan dan pembungkusan

Memilih agen juga tak jauh berbeda dengan memiih distributor, yaitu memerlukan perencanaan yang matang. Selain itu, mendistribusikan produk lewat agen dan distributor lebih menguntungkan daripada harus mendistribusikan sendiri, apabila jika produsen tak mau repot dalam memasarkan produknya (Franz,2004:27).

Meskipun menggunakan sistem keagenan yang sudah diterapkan, PT. Blue Gas Indonesia tetap melakukan pengawasan dan evaluasi secara berkala agar proses distribusi yang berjalan sesuai dengan ketentuan dan tidak menyalahi aturan yang ada serta memastikan produk refill blue gaz telah terdistribusi sesuai dengan perencanaan.


III.PENUTUP
III.1 Kesimpulan


Berdasarkan hasil penelitian dan temuan di atas, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Pola distribusi yang digunakan oleh PT. Blue Gas Indonesia Region Jabotabek terdapat dua jenis yaitu distribusi langsung dan keagenan besar. Jika dilihat dari produk dan alur penditribusiannya, alasan pemilihan alur distribusi tersebut adalah untuk mempersingkat barang sampai kepada konsumen dengan waktu yang singkat.
2. Alasan menggunakan sistem keagenan yaitu pengecer dan penyalur adalah membantu dan mempermudah tugas produsen untuk pemerataan pendistribusian produk refill blue gaz untuk menjangkau area yang luas. Dalam hal promosi dan sebagai informan untuk membantu untuk menyebarkan informasi kepada calon konsumen baru mengenai program terbaru.
3. Selain perencanaan pendistribusian yang baik, kemampuan untuk pengawasan terkait menjaga kinerja agen, penyalur, salesman juga diperlukan sehingga menunjang pendisribusian terlaksana secara lancar.

III.2 Saran


Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan diatas, maka dapat diajukan saran sebagai berikut:

1. Diperlukan pengaturan jadwal kunjungan salesman yang terencana kepada toko/pengecer. Agar terjadi pemerataan produk .
2. Diperlukan perluasan dan perapatan agen atau pengecer refill blue gaz. Agar konsumen mudah untuk mendapatkan refill blue gaz.
3. Untuk memudahkan kelancaran pendistribusian produk refill blue gaz pada PT. Blue Gas Indonesia, diharapkan mampu membuka kerjasama dengan menambahkan jumlah penyalur pada masing-masing area.


Daftar Pustaka

1. Royan, M.Franz, (2004). Creating Distribution Strategy. Jakarta.Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama.2.
Ni Luh Gede Supermini, Identifikasi Efisiensi Saluran Distribusi Pemasaran Kopi Bubuk pada Perusahaan Mutiara. Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. Diterbitkan di Sosiohumaniora Unpad bulan Juli 2013
3. Samun Jaja Raharja, Ria Arifianti (harja_63@yahoo.com), Analisis Saluran Distribusi Hypermarket di Kota Bandung, Oleh : (Staf Pengajar Administrasi Bisnis Universitas Padjadjaran). Jurnal Manajemen, Vol. 6, No. 1, Nov 2006 79
4. Henky Lisan Suwarno, Sembilan Fungsi Saluran Distribusi: Kunci Pelaksanaan Kegiatan Distribusi Yang Efektif, Oleh: .(Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung)
5. Arlina Nurbaity Lubis. Peranan Saluran Distribusi Dalam Pemasaran Produk Dan Jasa. Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, Universitas Sumatera Utara
6. A Framework, Method and Application. Journal of Marketing. Pg. 69-82.

Sumber-sumber lain:

https://idtesis.com/metode-deskriptif/
https://coecoesm.wordpress.com/2011/11/28/strategi-distribusi/
http://phairha.blogspot.com/2012/01/studi-kepustakaan.html
http://4higea.blogspot.com/2010/11/perencanaan-promosi-dan-distribusi.html

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.