Terminal Rawamangun
JAKARTA, JO- Dinilai tidak sesuai dengan desain semula, Pemprov DKI Jakarta akan membongkar terminal Rawamangun, Jakarta Timur (Jaktim) segera setelah proses lelang.

Proyek senilai Rp47 miliar itu sebelumnya dipermasalahkan karena tidak bisa dimasuki bus-bus ukuran besar yang biasa mangkal di terminal itu.

Menurut Kepala Bagian Pelayanan Hukum Biro Hukum DKI Jakarta Solafide Sihite di Jakarta, Jumat (29/5), nantinya bangunan terminal akan dibongkar dan diganti dengan yang baru.

"Gedung yang baru ini memang merugikan dan tidak sesuai ketentuan, jadi akan dibongkar, tapi setelah proses lelang lebih dulu," katanya.

Lelang sendiri akan dilakukan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), bukan di Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans).

Solafide Sihite menyebut Gubernur DKI Basuki T Purnama mencurigai adanya mark up dengan nilai yang terlalu besar.

"Apakah itu benar hasil gambar, yang dikerjakan seperti apa? Jadi yang mungkin nanti paling tidak membuktikan sesuai dengan ketentuan, misalnya tidak ada mark up atau hal-hal yang lain," kata Solafide.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) menyebut perencanaan revitalisasi Terminal Rawamangun tersebut dilaksanakan pada masa jabatan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Priastono. Terminal Bus Rawamangun ini dibangun oleh kontraktor PT Jaya Konstruksi dengan konsep Mezanine pada Agustus-Desember 2014.

Dikatakan juga, bus-bus ukuran besar seperti AKAP bukan baru muncul setelah ada terminal.

"Sama kayak kamu punya burung merpati, tapi baru bikin kandangnya gitu lho, terus burungnya enggak bisa masuk kandang. Nah, itu yang salah siapa? Desain sarang kandangnya dong. Saya mesti pelajari dulu secara hukum," kata Ahok.

Ahok pun ingin agar konsultan proyek pembangunan terminal ini, karena dugaan terjadinya kesalahan konstruksi pada bangunan terminal tersebut. (jo-3)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.