Prabowo di MK: Saya Dituduh Mau Kudeta Tapi Tidak Saya Lakukan

Prabowo Subianto
JAKARTA, JO- Capres Prabowo Subianto kembali menyinggung masa lalunya di sidang perdana Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konsitusi (MK), Jakarta, Rabu (6/8).

Dalam sidang pertama ini, hadir cawapres Hatta Rajasa ,Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie, Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung, dan lainnya.

Menurut Prabowo, dirinya pernah dituduh mau melakukan kudeta, dan disebut juga calon diktator saat dirinya memimpin 33 batalyon.

"Saya dituduh mau kudeta, namun saya tidak lakukan," katanya.

Prabowo pun menyinggung mengenai banyaknya tokoh reformasi dan demokrasi yang mendukung dirinya saat maju dalam Pilpres 2014. Bahkan mereka tetap setia memberikan dukungan dan mendampingi menghadapi gugatan di MK.

Hal itu menunjukkan bahwa tuduhan terhadapnya di masa lalu itu tidak lah benar. "Mereka tentu tidak mau mendukung saya kalau tuduhan itu benar," kata Prabowo.

Terkait gugatan pilpres ini, menurut Prabowo, karena dirinya tidak mau menderima mandat atas kecurangan yang terstruktur, sistematis dan masif.

"Saya sempat mendapat nasihat agar tidak melanjutkan gugatan karena dinilai percuma, namun saya katakan saya menghormati sistem," sambung Prabowo.

Sebelumnya, KPU menetapkan Prabowo-Hatta mendapatkan 62.576.444 suara dan Jokowi-JK mendapatkan 70.997.833 suara. Selisih suara kedua pasangan itu sekitar 8,4 juta.

Kubu Prabowo-Hatta diwakili kuasa hukumnya, Maqdir Ismail, menganggap angka tersebut salah dan tidak sah karena diperoleh melalui cara-cara melawan hukum dan penyalahgunaan wewenang oleh KPU.

Pasangan yang diusung koalisi Merah Putih itu mempunyai perhitungan tersendiri. Mereka mengklaim mendapatkan 67.139.153 suara, sementara Jokowi-JK mendapatkan 66.435.124 suara. Angka itu didapat berdasarkan perhitungan tim mereka dengan menggunakan formulir penghitungan suara per tingkatan, mulai dari C1, D1, DA1, DB1, DC, dan DD.

Mereka mengklaim telah terjadi penggelembungan suara pasangan Jokowi-JK pada formulir DA1-DB1 sebesar 1,5 juta. Sebaliknya, klaim mereka, suara Prabowo-Hatta justru dikurangi sebanyak 1,2 Juta. (jo-10)

Jalan-jalan ke Las Vegas? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.