Presiden SBY Perintahkan Penerbangan RI Jauhi Ukraina dan Minta Investigasi Internasional
Susilo Bambang Yudhoyono |
Penerbangan Malaysia Airlines jenis Boeing 777 dengan nomor penerbangan MH17 ditembak dan jatuh di wilayah Ukraina bagian Timur, dan menyebabkan seluruh 295 penumpang dan kru pesawat tewas. Pesawat ini dalam perjalanan dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur, kemarin.
"Saya menginstruksikan agar penerbangan Indonesia menghindari wilayah konflik, khususnya Ukraina... dan Jalur Gaza," kata Presiden SBY di Jakarta, Jumat (18/7) pagi.
Berdasarkan data sementara ada sebanyak 12 orang warga negara Indonesia di dalam pesawat termasuk diantaranya satu orang bayi.
Selain itu, Presiden melalui Kementrian Luar Negeri dan sejumlah kedutaan besar, telah menginstruksikan untuk memastikan keberadaan penumpang WNI dalam penerbangan tersebut.
"Dalam kaitan ini, Kementerian Luar Negeri dan sejumlah Kedutaan Besar kita utamanya di Belanda, Ukraina, Rusia, dan Malaysia sekarang terus bekerja untuk melakukan identifikasi resmi, berapa banyak dan siapa-siapa WNI itu. Tentu kita menunggu sesuai dengan imbauan kepada maskapai Malaysia Airlines untuk mengumumkan secara resmi kepada publik," SBY menjelaskan.
Dikatakan, dari sejumlah sumber resmi dan dipercaya yang Indonesia ikuti, pesawat Malaysia itu jatuh karena ditembak oleh peluru darat ke udara. Oleh karena itu, Indonesia sungguh menyerukan agar segera dilakukan investigasi secara internasional.
"Kalau itu benar, pesawat sipil jatuh ditembak oleh senjata militer, itu adalah pelanggaran hukum internasional, bahkan hukum perang," ujar Presiden SBY.
Jika hal tersebut terbukti, ujar Kepala Negara, Indonesia sungguh berharap agar pelaku diberi sanksi dan tindakan hukum yang tegas. "Dalam hal ini untuk investigasi internasional, Indonesia siap untuk bergabung," tegas SBY.
Hingga kini, antara Pemerintah Ukraina dan Rusia masih berdebat mengenai siapa pelaku penembakan yang dinilai paling kelam dalam sejarah penerbangan sipil itu. Pihak Ukraina menuduh pelakunya adalah kelompok bersenjata pro-Rusia, sementara pihak Rusia membantahnya.
Namun diyakini, peristiwa ini, telah membuat tekanan internasional akan muncul terhadap Rusia, dan momentum ini akan menekan Presiden AS Barack Obama untuk turun tangan membantu Pemerintah Ukraina menyelesaikan isu separatisme di wilayahnya. (jo-2)
Mengunjungi London? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya
Tidak ada komentar: