Basuki T Purnama
JAKARTA, JO- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, ada ketidakjelasan data mengenai jumlah petugas kebersihan Provinsi DKI Jakarta dengan data dari Inspektorat. Sehingga dirinya merasa heran dan mencurigai ada penyelewengan dana di Dinas Kebersihan.

"Dulu saya tanya sama Pak Unu (mantan Kadis Kebersihan), dari inspektorat katanya ada 4.500 pegawai Dinas Kebersihan. Saya cek ke Pak Unu katanya cuma 3.500 nggak banyak. Kalau 2.700 (dari swasta-Red) tambah 3.500 beratikan 6200, lah ini tiba-tiba muncul jadi 10.721 pegawai," ucap Ahok di Balaikota Jakarta, Jumat (9/5).

Dengan ketidakcocokan data dari Dinas Kebersihan dan Inspektorat, Ahok mencurigai adanya permainan oknum-oknum di Dinas Kebersihan, Provinsi DKI Jakarta, sehingga puluhan pegawai Dinas Kebersihan melakukan aksi demo menuntut gaji yang belum dibayarkan.

"Ada laporan uang yang dikirim masuk ke kepala seksi. Uang gaji orang-orang itu dibayar penuh, tapi mereka digajinya tidak penuh. Nah, uangnya lari kemana. Selisihnya bisa Rp400 juta. Rp400 juta pesta pora dong bagi-bagi. Makanya harus transparan," tuturnya.

Lanjut Ahok, dirinya memberi batas waktu kepada Dinas Kebersihan DKI Jakarta untuk segera memperjelas perincian jumlah petugas kebersihan dengan batas waktu sampai dua minggu ke depan.

"Kalau Anda nggak mau kasih tau saya, saya blusukan saya tongkrongin loh kantor kamu ya kan, gue bawa pengawal deh kalau mau ribut dor-doran sekalian," tegasnya.

Selain itu, mengenai Kepala Dinas Kebersihan yang baru dijabat oleh Istartyasningsih, Basuki dapat memahaminya. "Namanya juga ibu-ibu kan dia juga baru setahun gitu loh, bisa juga dia ditipu dari anak buahnya," ungkapnya. (hw)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.