Ujian Nasional Dimulai, Katakan "Tidak" untuk Prestasi yang Tidak Terhormat

Ilustrasi
JAKARTA, JO- Mulai Senin (14/4) pagi ini hingga Rabu (16/4), Ujian Nasional (UN) untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di seluruh DKI Jakarta.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan DKI, tahun ini, tercatat 119.879 siswa SMA dan SMK yang mengikuti UN, yaitu 28.959 siswa SMA negeri, 25.811 siswa SMA swasta, 13.558 siswa SMK negeri dan 51.551 siswa SMK swasta.

Sementara itu untuk menjaga keamanan pelaksanaan UN di seluruh Indonesia, pihak Polri sudah menyebar ribuan polisi untuk berjaga di sekitar 20.000 SMA di seluruh Indonesia. Tiap sekolah dijaga 2-5 orang personil.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Lasro Marbun sebelumnya telah mengingatkan kepada peserta didik untuk lebih mengutamakan meraih prestasi dengan cara yang terhormat. Karena UN ini adalah salah satu cara untuk mengetahui hasil belajar yang dilakukan peserta didik dibangku sekolah.

"Prestasi secara tidak terhormat no, artinya prestasi boleh nomor satu tapi harus dengan terhormat," kata Lastro.

Dia pun telah menjamin tidak ada kebocoran soal UN tingkat SMA/SMK/MA. Karena itu, Dinas Pendidikan DKI mengimbau seluru peserta UN tidak percaya adanya jawaban-jawaban soal UN.

Hasil koordinasi dengan aparat kepolisian dan Kementerian Pendidikan Nasional, telah ditemukan sembilan permasalahan.

1. Transportasi dari gudang sampai sekolah
2. Kebocoran soal
3. Beredarnya kunci jawaban palsu
4. Keamanan gudang-gudang gpenyimpanan naskah soal UN
5. Guru berpihak pada siswa dengan membantu siswa member kunci jawaban
6. Memastikan soal yang telah dikerjakan siswa dapat masuk ke amplop dan tidak ada yang tercecer.
7. Bagaimana penilaian secara obyektif dan professional sehingga dapat memberikan penilaian yang baik
8. Adanya pihak-pihak yang ingin mengacaukan UN
9. Bagaimana setelah UN, tidak terjadi pesta kebut-kebutan kendaraan bermotor dan coret mencoret yang dilakukan para siswa. (jo-3)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.