Kampanye Kondusif, Kapolri Diimbau Beri Reward Kapolda dan Kapolres Daerah Rawan

Ilustrasi
JAKARTA, JO- Secara umum pelaksanaan kampanye Pemilu 2014 dinilai relatif aman dan kondusif, meskipun di Aceh dan Papua terjadi teror penembakan. Kapolri pun diimbau memberikan apresiasi berupa reward kepada kapolda maupun kapolres yang ada di daerah rawan yang terbukti berhasil menjaga stabilitas kamtibmas.


Penilaian dan imbauan itu disampaikan Ketua Presidium Ind Police Watch (IPW) Neta S Pane dalam siaran persnya di Jakarta, Minggu (6/4).

"IPW menyarankan, agar para kapolda dan kapolres di daerah rawan yang berhasil menjaga stabilitas kamtibmas wilayahnya diberi reward oleh Kapolri," kata Neta.

Menurutnya, sejumlah kapolda yang perlu diberikan reward atau "kenaikan bintang" adalah Kapolda Jatim, Jabar, Sulteng, Riau, dan Kapolda Banten. Pemberian reward tersebut untuk memotivasi aparat Polri agar lebih bersemangat lagi dlm bekerja keras menjaga situasi kamtibmas di wilayah tugasnya.

"Polri patut diberi apresiasi. Sebab, selama proses kampanye Pemilu 2014 situasi kamtibmas relatif aman dan kondusif, meski di Aceh dan Papua terjadi teror penembakan. Selain itu, di berbagai daerah, jajaran Polantas terlihat bersikap tegas dalam menindak peserta kampanye yang melakukan pelanggaran lalulintas," begitu Neta S Pane.

Dikatakan, memang, kondusifnya situasi kamtibmas sepanjang masa kampanye tidak terlepas dari makin tingginya kesadaran warga. Sikap profesional yg ditunjukkan aparat kepolisian di sepanjang masa kampanye makin menunjukkan netralitas Polri dalam Pemilu 2014.

Hanya memang netralitas Polri sempat dipertanyakan, saat Polri memberikan penambahan pengawalan terhadap Jokowi, dari 6 menjadi 12 orang. Dalam kasus ini Polri seakan memberi keistimewaan pada Jokowi. Sementara pada Prabowo dan Wiranto yg juga tampil sbg capres, Polri tidak memberikan pengawalan khusus. Untuk itu Kapolri harus menjelaskan, kenapa Polri memberi keistimewaan pada Jokowi.

IPW berharap, situasi yang kondusif di sepanjang masa kampanye tetap terjaga hingga proses Pilpres 2014 selesai dgn tuntas. Namun, Polri perlu mencermati situasi pasca penghitungan suara dan menjelang Pilpres 2014, yang diperkirakan eskalasi politiknya akan lebih tinggi.

"Pertarungan partai politik maupun calon presiden diperkirakan cukup ketat, mengingat SBY tidak bisa maju lagi sebagai capres karena terbentur UU. Kondisi ini tentu akan membuat eskalasi politik bakal panas yang otomatis menjadi ancaman bagi situasi kamtibmas," sambung Neta. (jo-5)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.