Jakarta International School
JAKARTA, JO- Koban kekerasan seksual di Jakarta International School (JIS) diyakini lebih dari satu. Namun sayangnya mereka takut melapor karena meraka warga asing, padahal orang tua itu sudah diyakinkan bahwa mereka akan mendapat perlindungan yang sama.

Hal itu disampaikan TPW, orang tua AK, 6, korban kekerasan seksual yang dilakukan petugas kebersihan di JIS, saat berada di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Metro Jaya, Senin (28/4).

"Mereka takut lapor kareta takut tidak mendapat perlindungan, padahal sudah saya bilang mereka akan dilindungi seperti di negaranya. Sama seperti saya," kata APW.

APW sendiri mengaku tidak tahu apa yang ada dalam pikiran orang tua korban lain itu, sehingga mereka takut. "Karena mereka warga asing. Saya sudah berkali-kali yakinkan dengan menyontoh diri saya, tapi mereka takut, apa boleh buat," sambung APW.

Sementara itu, hari ini, sekitar 50 orang orang tua yang anaknya sekolah di JIS mendatangi kantor KPAI. Menamakan diri "Koalisi Orangtua Murid JIS" mereka mengatakan tidak berniat memindahkan anak-anak mereka ke sekolah lain, karena masih yakin dengan keamanan JIS.

Selain itu, melalui juru bicara mereka, Lestasi, kelompok ini juga meminta KPAI untuk lebih sensitif mengeluarkan komentar soal kekerasan seksual di JIS karena berdampak traumatis untuk anak-anak dan keluarga. (jo-5/jo-7)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.