Fahira Idris Ingin Wujudkan Jakarta Jadi Kota Ramah terhadap Perempuan

Fahira Idris
JAKARTA, JO- Pelecehan dan kekerasan seksual terhadap perempuan yang kerap terjadi di ruang-ruang publik dan fasilitas umum di Jakarta membuat aktivis perempuan yang juga Caleg DPD Dapil DKI Jakarta Fahira Idris ingin menjadikan Jakarta Kota yang ramah terhadap perempuan.


Menurut Fahira di Jakarta, Senin (7/4), hal itu penting karena perempuanlah yang mengantar anak ke sekolah, belanja ke pasar atau pusat perbelanjaan, mengajak anak bermain di taman, hingga harus bekerja terkadang sampai malam.

“Jadi perempuan-lah yang paling sering menggunakan fasilitas publik, mulai dari angkutan umum, trotoar, hingga toilet. Jadi kenyaman dan keamanan perempuan harus dijamin jika Jakarta mau disebut kota yang ramah terhadap perempuan,” ujar Fahira.

Fahira Idris mengatakan, hampir semua kota di Indonesia termasuk DKI Jakarta belum mempunyai kebijakan yang spesifik untuk menjadikan kotanya ramah perempuan. Menurutnya, saat ini tata ruang di Jakarta mulai fasilitas transportasi publik hingga ruang-ruang publik, mulai dari trotoar, taman, halte, terminal, mall, sampai fasilitas toilet belum ramah kepada perempuan.

“Coba cek, berapa banyak mall atau kantor di Jakarta yang punya lift tembus pandang. Kebanyakan tertutup dan ini rentan terjadinya tindak kejahatan kepada perempuan. Atau perhatikan toilet apakah sudah sesuai dengan untuk kebutuhan perempuan baik jumlahnya maupun fasilitasnya. Perempuan itu biasanya membutuhklan waktu lebih lama dan tempat lebih luas dibanding laki-laki,” ujar Caleg DPD nomor urut 11 yang juga seorang aktivis perempuan ini.

Fahira Idris juga melihat, Kota Jakarta masih luput memperhatikan hal-hal kecil yang sebenarnya sangat dibutuhkan perempuan perkotaan. ”Sangat sedikit sudut jalan di Jakarta dibuat landai agar para ibu mudah menurunkan kereta bayinya. Atau semua bus kota di Jakarta pegangan tangannya sama ketinggiannya, padahal kebanyakan perempuan membutuhkan pegangan tangan yang lebih rendah,” ungkapnya. Jika terpilih sebagai anggota DPD, Fahira akan mendorong Jakarta sebagai kota pertama di Indonesia yang ramah terhadap perempuan dan menjadi model bagi daerah lain.

“Saya punya obsesi, ada regulasi yang mewajibkan semua perusahaan yang ada di Jakarta untuk memberikan cuti hamil yang lebih panjang kepada semua karyawan perempuannya. Ya, sekitar enam bulan sampai sembilan bulan. Jadi dibangun sistem jaminan atau jaring pengaman sosial di mana karyawan yang cuti hamil tetap digaji tanpa perusahaan merugi. Ini sudah lama diterapkan di Stockholm, Swedia,” ungkap Fahira Idris yang juga berprofesi sebagai pengusaha dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Parcel Indonesia.

DKI Jakarta bisa mengadopsi apa yang telah dilakukan Kota Seoul, ibu kota Korea Selatan. Pemerintah Kota Seoul punya program strategis menjadikan kotanya ramah terhadap perempuan, yaitu menjadikan Kota Seoul yang nyaman, aman, peduli, aktif, dan kota yang dipenuhi aktivitas positif perempuan.

“Programnya mulai dari yang sederhana misalnya penerangan lampu jalan yang cukup, pencatatan nomor taxi yang dipakai oleh perempuan, dan fasiltias taxi panggil dari pukul 22.00 hingga pukul 10.00 sampai yang komprehensif misalnya, menyediakan pusat-pusat keterampilan khusus perempuan agar siap membangun lapangan pekerjaan sendiri,” Jelas Fahira Idris yang juga Ketua DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI).

Selain itu, tambahnya, salah satu syarat kota yang ramah kepada perempuan adalah, kota tersebut punya program jaminan kesehatan dan sosial untuk perempuan yang jauh lebih banyak ketimbang laki-laki dan banyak program-program pelatihan keterampilan khusus perempuan.

“Sekuat tenaga akan dorong ini menjadi kenyataan dengan kemampuan dan kapasitas saya jika nanti terpilih sebagai anggota DPD,” tegasnya.

Perhatian besar Fahira terhadap isu perempuan ini mendapat sambutan antusias dari warga selama berlangsungnya kampanye beberapa waktu lalu. Di GOR Youth Center Otista Jakarta Timur, misalnya, kampanye Fahira dihadiri sekitar 2.000 warga yang datang dari berbagai wilayah di Jakarta Timur. Ribuan massa yang kebanyakan juga kaum perempuan. Ribuan perempuan juga hadir saat Fahira Idris melakukan rapat umum dan dialog di Jakarta Utara, Kepulauan Seribu, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan. (jo-4)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.