Presiden Putin Teken Perjanjian yang Memasukkan Krimea ke Peta Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin (kedua dari kanan), bersama
PM Krimea Sergei Aksyonov (kiri) dan petinggi Krimea lainnya.
MOSKOW, JO- Dengan pena di tangannya, Presiden Rusia Vladimir Putin memasukkan Krimea ke dalam peta Rusia, Selasa (18/3), dan melukiskan langkah itu sebagai koreksi atas ketidakadilan di masa lalu, serta menegaskan Barat telah ikut campur kepentingan Rusia.

Dalam pidato 40 menit yang emosional yang disiarkan langsung dari Kremlin, Putin mengatakan bahwa Krimea akan terus menjadi bagian integral Rudia. Putin, seperti dikutip AP, hari ini, menepis kritik Barat atas pelaksanaan referendum Krimea pada hari Minggu lalu, dimana penduduk di semenanjung Laut Hitam memilih untuk berpisah dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia- sebagai manifestasi standar ganda Barat.

Namun pemimpin Rusia menegaskan negaranya tidak memiliki niat untuk menyerang daerah lain di Ukraina.

Putin mengatakan, Ukraina sebagai negara yang lahir dari pemisahan yang ilegal dari Uni Soviet. Dia juga berpendapat bahwa Ukraina saat ini termasuk "wilayah selatan Rusia yang bersejarah" dan didirikan oleh kelompok Bolshevik.

Pernyataan itu sebagai peringatan tegas kepada pemerintah Ukranina yang baru di Kiev dan Barat untuk menghormati kepentingan Rusia.

Sebagai reaksinya, pemerintah baru Ukrania menyebut Putin sebagai musuh dunia, dan Wapres AS Joe Biden memperingatkan AS dan Eropa akan memberikan sanksi terhadap Rusia.

"Dunia telah melihat tindakan Rusia itu sebagai cacat logika," kata Biden dalam pertemuan dengan para pemimpin Eropa di Polandia. (jo-4)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.