Indonesia Dukung Penuh Kedaulatan Ukraina dalam Urusan Krimea

Marty Natalegawa
JAKARTA, JO- Indonesia dengan tegas mengatakan tidak bisa menerima langkah apapun yang melanggar kedaulatan dan keutuhan wilayah Ukraina.

Dimata Indonesia, seperti disampaikan Menlu Marty Natalegawa di Jakarta, Rabu (19/3), persoalan Ukraina memang tidak berpengaruh langsung terhadap Indonesia, namun sangat berpengaruh secara global.

"Indonesia menjunjung tinggi prinsip kedaulatan dan keutuhan wilayah, apakah itu Ukraina, Serbia, Kosovo, Georgia," kata Mary Natalegawa.

"Kita tidak bisa menerima langkah apapun juga yang melanggar kedaulatan dan keutuhan wilayah dari Ukraina," sambungnya.

Di lain pihak disaat yang sama, Indonesia senantiasa mengedepankan prinsip penghormatan dan demokrasi dan kepatuhan terhadap konsitutusi. Ini merujuk pada gejolak di Ukraina sebelumnya, sebelum kasus yang terakhir ini.

"Kita senantiasa tidak ingin melihat perubahan sebuah pemerintahan yang sebenarnya terpilih secara sah melalui pemilu digulingkan melalui aksi demonstrasi yang tidak konstitusional," katanya.

Bagi Indonesia, kalau pemisahan itu sesuai kesepakatan negara induknya bisa terima. Misalnya, Sudan Selatan berpisah menjadi negara merdeka, Indonesia langsung dukung. Karena pemisahan Sudan Selatan atas persetujuan.

"Ketika Serbia dan Montenegro pisah, kita juga dukung karena itu berdasarkan kesepakatan. Tapi kalau yang Kosovo kemarin dan Serbia sekarang Crimea dan Ukraina itu kan secara sepihak, unilateral, satu kelompok manusia, itu tidak bisa kita terima," begitu Marty. (jo-3)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.