Dinas PU "Menyerah", Upaya Atasi Banjir Tak Mungkin Tuntas Desember
Pengerukan kali di Jakarta Barat belum lama ini. |
Kepala Dinas PU Manggas Rudy Siahaan di Jakarta, Selasa (19/11), pun meminta masyarakat untuk membiarkan mereka bekerja sesuai dengan kemampuan yang ada, sebab faktanya memang semua tidak akan bisa tuntas dalam waktu pendek.
"Tidak mungkin kita kerja dalam waktu dekat sampai Desember tuntas semua. Kami meminta masyarakat untuk memberikan kesempatan kepada kami bekerja sesuai dengan kemampuan kami. Karena semuanya membutuhkan waktu cukup panjang" kata Manggas.
Menurut Manggas, infrastruktur di ibu kota tidak diperbaiki selama berpuluh tahun sehingga untuk memperbaikinya membutuhkan waktu yang cukup lama, seperti kali dan saluran air yang ratusan jumlahnya telah mengalami pendangkalan akibat sedimentasi.
Selain itu, tak sedikit infrastruktur pengendali yang sudah tidak berfungsi secara baik. Hal itu diperparah dengan masyarakat yang kerap membangun bangunan liar di atas ruang terbuka hijau (RTH) maupun di atas saluran air, seperti waduk, kali, sungai, dan sebagainya.
Begitu pula banyak pengelola yang tidak melengkapi bangunannya dengan prasarana pengendali banjir yang memadai. Antara lain, melengkapi bangunannya dengan water trap di pagar. Apabila bangunan tidak memiliki water trap dan terdapat genangan air di garis sepadan bangunan (GSB), maka Dinas PU DKI akan membuat pintu air yang akan diarahkan ke tali air.
Soal alat berat pun menjadi persoalan besar, karena DKI hanya memiliki kurang dari sepuluh unit. Kegagalan lelang tender menjadi salah satu penyebab utama pengadaan alat berat.
"Jadi ini tidak bisa tuntas dalam waktu pendek, tapi perlu jangka panjang," kata Manggas. (jo-2)
Tidak ada komentar: