Niki Haley, Dubes AS untuk PBB: kami akan mengingat ini.
JAKARTA, JO- Dari ratusan negara yang menjadi anggota PBB yang ikut menghadiri sidang Majelis Umum PBB, Kamis waktu New York, Amerika Serikat hanya delapan negara (sembilan negara termasuk AS) saja yang mendukung AS.

Kedelapan negara itu adalah Guatemala, Honduras, Israel, Marshall Islands, Micronesia, Nauru, Palau,Togo, dan AS sendiri.

Menariknya dari anggota Uni Eropa , tidak ada satupun yang menyatakan dengan tegas menolak resolusi itu, sementara di posisi abstain hanya ada dua yang memilih untuk abstain yakni Croatia, Czech Republic. Sementara yang lainnya memilih untuk mendukung resolusi, atau berlawanan dengan sikap AS.

Pertanyaannya apa latar belakang delapan negara mendukung AS atau pada posisi melawan resolusi?

Menurut Daniel Kliman, Senior Fellow at the Center for a New American Security, kebanyakan negara yang mendukung AS itu adalah anggota Compact of Free Association (COFA).

Hotel Paling Romantis. Berapa Sih Tarifnya!! Hemat 25% untuk Setiap Hotel Tempat Anda Menginap & Baca Ulasannya
Cari Tahu Tarif Hotel Terkini di Medan
Cari Tahu Tarif Hotel Terkini di Palembang

COFA adalah kesepakatan yang terjadi antara AS dan beberapa kepulauan Pasifik Selatan, termasuk Palau, Mikronesia dan Kepulauan Marshall. Itu masuk ke dalam hukum AS pada tahun 1986.

Seperti dikutip BBC, hari ini, berdasarkan kesepakatan tersebut, pulau-pulau tersebut mendapat bantuan ekonomi AS, jaminan pertahanan dan beberapa manfaat lainnya.

Sebagai gantinya, AS mendapatkan hak operasi militer di negara-negara tersebut, kata Kliman.

Mikronesia, yang secara resmi dikenal sebagai Negara Federasi Mikronesia (FSM), memiliki sejarah pemungutan suara di PBB maupun organisasi internasional lainnya yang mendukung Israel. Hal itu mengikuti tradisi mereka dan menjadi ciri utama kebijakan luar negeri mereka. (jo-4)


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.