Benda Besi Jatuh dari Tower Protelindo Jatinegara Ancam Keselamatan Warga

Benda yang jatuh dari atas menara menimpa rumah warga.
JAKARTA,JO- Warga lingkungan RT 002/RW 011, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur membuat pernyataan sikap menolak keberadaan tower atau disebut menara base transceiver station (BTS) milik PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) di lokasi padat penduduk.

Tower yang berdiri sejak 2005 itu membuat ketidaknyamanan warga sekitarnya, membuat kebisingan mesin waktu malam hari, dan warga juga dibohongi karena dalam kesepakatan penggunaan tower antara warga dan pengelola tower menara itu hanya berlaku selama 5 tahun artinya 2010 lalu sudah harus dibongkar tapi sampai saat ini tower masih tetap berdiri dan bahkan melakukan perpanjangan kontrak selama 10 tahun lagi antara pihak Protelindo dengan pemilik lahan tanpa disetujui warga.

"Kami atas nama warga RT002/011 Jatinegara menyatakan dengan tegas menolak dan tidak menyetujui berdirinya tower diarea lingkungan pemukiman karena sering mengalami gangguan mengakibatkan ketidaknyamanan dan ketenangan warga sekitar sebab suara mesin sangat mengganggu menimbulkan kebisingan terlebih di malam hari. Warga juga meminta supaya pemerintah menolak perpanjangan izin dan tower itu dan segera membongkar tower sebab merugikan warga dimana tower ini juga tidak layak berada didaerah pemukiman padat penduduk," ujar ibu Hj Mariatul kepada wartawan, di Jakarta, Senin (24/5).

Dikatakannya, ketinggian menara mencapai 40 meter lebih, berdiri sangat rapat dengan rumah warga. Setiap hujan dan angin kencang warga ketakutan apalagi saat malam hari karena sejak keberadaan tower dan akibat sinyal tower juga merusak sejumlah alat elektronik seperti televisi dan radio milik warga sekitar mengalami kerusakan.

Menara milik Protelindo
Tidak hanya itu, petir sering menyambar tower hingga menimbulkan percikan api sangat dekat dengan rumah H Yadi sehingga yang bersangkutan tidak berani di dalam rumah saat turun hujan. Warga lebih memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman. Bahkan pernah kejatuhan benda besi dari atas tower tepatnya ke rumah H Adon, dan pekan lalu saat hujan disertai angin kencang datang, rumah Herman juga jadi korban kejatuhan kunci Inggris yang mengenai atap rumah tembus hingga ke kamar tidur rumah.

"Rumah Bapak Herman pernah kejatuhan benda besi kunci Inggris dari atas tower mengenai atap genteng hingga tembus ke dalam rumah tepat pada kamar tidur rumah. Lihat saja pak masih ada buktinya. Pastinya, dengan adanya tower itu,warga merasa tidak nyaman dan terancam jiwanya,"ungkap Mariatul.

Menurutnya permasalahan ini telah pernah dilaporkan kepada pihak Kecamatan Cakung dan Kelurahan Jatinegara pada tanggal 30 Maret 2015 lalu. Bahkan sudah beberapa kali dirapatkan namun hingga saat ini hasil keputusannya belum ada.

"Kami ingin hidup tenang tanpa ada ancaman petir ataupun ancaman lainnya yang membuat ketidaknyamanan warga akibat keberadaan tower.Warga pun sudah melayangkan surat pernyataan sikap tegas menolakan dan tidak menyetujui perpanjangan izin tower kepada pemerintah, kelurahan dan kecamatan. Namun, sampai saat ini belum ada realisasinya," tandasnya.

Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) DKI Jakarta Edy Junedi mengatakan akan segera mengecek lebih dulu kelokasi. (jo-6)

Sebelum ke Yogyakarta, Cek Dulu Tarif Hotel dan Ulasannya Ke Bandung? Cek Dulu Hotel, Tarif dan Ulasannya Disini Cek hotel di Lombok, bandingkan harga dan baca ulasannya Liburan ke Surabaya? Cari hotel, bandingkan tarif dan baca ulasannya Cek hotel di Parapat, Danau Toba, bandingkan harga dan baca ulasannya

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.