Tujuh Negara ASEAN Bertemu Bahas Perlindungan Saksi dan Korban

Ilustrasi
YOGYAKARTA, JO – Delegasi tujuh negara anggota ASEAN menghadiri pertemuan ASEAN Network yang diselenggarakan di Yogyakarta, resmi dibuka, Senin (24/8).

Pertemuan dalam rangka Peresmian Jaringan Kerjasama Perlindungan Saksi dan Korban di tingkat ASEAN ini dihadiri sebanyak 150 peserta, yang berasal dari Indonesia, Laos, Filipina, Thailand, Kamboja, Malaysia, dan Myanmar serta peninjau dan juga tamu undangan.

Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Abdul Haris Semendawai mengatakan peresmian Jaringan Perlindungan di tingkat ASEAN ini merupakan peristiwa yang monumental.

“Sebelumnya memang sudah ada jaringan kerja sama ASEAN lain yang jauh lebih dulu hadir, seperti ASEAN NAPOL dan SOMTC. Namun, jaringan perlindungan seperti ini merupakan pertama kali yang dibentuk dalam kerja sama multilateral ASEAN," kata Semendawai dalam siaran pers yang diterima, hari ini.

Cek hotel di Lombok, bandingkan harga dan baca ulasannya | Liburan ke Surabaya? Cari hotel, bandingkan tarif dan baca ulasannya | Cek hotel di Parapat, Danau Toba, bandingkan harga dan baca ulasannya | Jalan-jalan ke Las Vegas? Temukan harga hotel terendah

Dalam pembukaan Inaugural Meeting of the ASEAN Network for Witness and Victim Protection, Semendawai mengatakan, terbentuknya jaringan ini merupakan proses panjang selama beberapa tahun dan disepakati dalam sejumlah konferensi.

Salah satunya Regional Meeting of the ASEAN Network yang diselenggarakan di Kuta, Bali, pada Agustus 2014, yang menghasilkan Deklarasi Kuta Bali. "Deklarasi Kuta Bali itu mengenai pembentukan jaringan ASEAN bagi saksi dan korban, dan akan diresmikan dalam pertemuan tahun ini," ujar Semendawai.

Hal senada dikatakan Dirjen Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI I Gusti Agung Wesaka Puja. Menurut dia, pertemuan ASEAN Network yang dilakukan melalui beberapa pertemuan ini menunjukan keseriusan dari Indonesia, khususnya dalam membentuk jaringan perlindungan bagi saksi dan korban.

“Pertemuan ASEAN Network yang dilakukan selama ini merupakan salah satu tekad kami untuk membentuk komunitas ASEAN yang kuat, kohesif dan bertanggung jawab, khususnya dalam pilar keamanan serta politik,” katanya. (amin)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.