Jadi Daerah Otonom Sejak 2004, Kondisi Jalan di Samosir Tetap Buruk

Kondisi jalan di Samosir. (foto: kirman)
PANGURURAN, JO- Menjadi daerah otonom sendiri sejak tahun 2004, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara ternyata belum bisa mengangkat kesejahteraan masyarakatnya. Buruknya infrastruktur jalan dan tidak responsifnya para pejabat membuat kesulitan bagi masyarakat untuk meningkatkan perekonomiannya.

Buruknya kondisi jalan ini ditemukan di berbagai kecamatan, dan sudah lama dikeluhkan masyarakat namun tidak ditanggapi oleh para pejabat Pemkab Samosir yang daerahnya menggantungkan hidup dari sektor pariwisata dan pertanian.

"Beginilah kondisi kami, dan kadang kami menjadi malu kalau ada tamu sedang berkunjung. Sebelum kesini mereka sangat sehat, dan begitu sampai di sini mereka sakit karena tidak tahan di jalan yang berlobang," kata Kepala Desa Lontung Lindung Situmorang yang ditemui JakartaObserver.com di lokasi, Minggu (30/8).

Didampingi warga Pardomuan, A Tekson Situmorang, 65; dan N Sabam br Gultom,62; Lindung Situmorang mengaku sudah lama mengeluhkan persoalan ini, namun belum ditanggapi sampai saat ini.

"Kondisi jalan seperti sudah berlangsung cukup lama sebelum saya jadi Kades pun jalan ini sudah rusak. Pendahulu-pendahulu saya sebelumnya pun tidak berdaya untuk memperbaiki jalan ini," sambung Lindung.

Kondisi jalan di Samosir. (foto:kirman)
Menurutnya, pemerintah cuma bisa janji-janji tapi tidak memberi bukti. "Kalau saya tidak salah ingat sudah 15 tahun lebih jalan ke desa kami ini rusak dan sekarang diperparah lagi dengan masuknya truk-truk yang sarat muatan, over tonase."

Saat ditanya itu truk milik siapa dan bawa apa, Lindung menyebut milik kontraktor CV Torus Jaya, yang melakukan pekerjaan peningkatan dermaga di Desa Pardomuan. Repotnya, kata Lindung, meskipun proyek ini berlangsung Mei hingga Oktober 2014, tidak pernah ada koordinasi dengan pihak desa.

Cek hotel di Lombok, bandingkan harga dan baca ulasannya | Liburan ke Surabaya? Cari hotel, bandingkan tarif dan baca ulasannya | Cek hotel di Parapat, Danau Toba, bandingkan harga dan baca ulasannya | Jalan-jalan ke Las Vegas? Temukan harga hotel terendah

"Sama sekali tidak diberitahu dan berkordinasi, juga tidak ada baik dari camat maupun dari Dinas Perhubungan Kabupaten Samosir. Jadi saya selaku kepala desa dan masyarakat sampai saat ini belum ada menandatangani surat serah terima dari pihak manapun maupun yang bertanggung jawab dalam hal ini," katanya.

Menurutnya, seharusnya pelabuhan yang harus dibangun itu bukan disini tapi ke arah timur sekitar 500 m dari lokasi dermaga yang ada saat ini.

Hal itu diketahui dari papan proyek yang menyebutkan pembangunan pelabuhan baru berbiaya Rp 2.760.999.000, dituliskan bukan di Pardomuan tapi di Bottean.

"Jadi pada intinya salah tempat, dermaga yang lama ini juga masih bagusdan masih layaki pakai. Kok mesti direnovasi, seharusnya yang direnovasi itu jalan ke desa kami ini bukan pelabuhannya," tanyanya.

Dia pun mempertanyakan untuk apa dermaga ini diperbaiki kalau cuma buat pajangan. Kapal yang bersandar hanya satu-dua tidak lebih dari, itu pun jarang.

"Jadi tolonglah buat pejabat yang berwenang, terutama Bapak Bupati jangan menutup mata karena desa kami ini adalah bagian dari pada Kabupaten Samosir. Kami masyarakat Lontung masih ingat betul janji-janji Bapak saat kampanye sebelum jadi orang nomor satu di Kabupaten Samosir ini bahwasanya kalau Bapak terpilih jadi Bupati, Bapak akan menyelesaikan masalah infrastruktur jalan di Samosir ini," ujar Lindung Situmorang.

"Hingga saat ini semua janji-janji itu sudah lupa, ibarat mimpi saat sudah terbangun mimpi tinggal mimpi." (kirman sid)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.