Pemkab Tobasa Dinilai Pembohong, Warga Ajibata Ancam Blokir Jalan dan Tutup Kantor Camat

Gibson Sinaga (Kiri), Frengky Pardede (Kanan)
AJIBATA, JO- Masyarakat Ajibata, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) menuding Pemkab Tobasa pembohong karena hingga bulan Februari 2014, perbaikan Jalan Justin Sirait di kota pinggiran Danau Toba ini belum juga terealisasi.

Hal itu disampaikan masyarakat Ajibata dalam pertemuan warga dengan pihak Pemkab Tobasa yang hanya diwakili staf Dinas PU Frengky Pardede dan Camat Ajibata Gibson Sinaga, di Ajibata, Senin (3/2).

Dalam pertemuan ini, Frengky Pardede menjelaskan, Pemkab Tobasa sudah menganggarkan Rp880 juta untuk perbaikan jalan di Ajibata pada tahun 2014, namun belum dipastikan kapan segera pembangunan itu dilaksanakan.

Sebelumnya Frengky juga menjelaskan pada akhir tahun 2013 lalu, musyawarah antara Pemkab Tobasa, DPRD dan Kapolres Tobasa menyepakati pemberian anggaran Rp45 juta untuk perbaikan sementara jalan itu, namun karena kondisi jalan sangat ramai dengan kendaraan yang antri ke kapal feri Ajibata-Tomok, maka perbaikan tidak jadi dilaksanakan. Dana itu kemudian dikembalikan ke negara dalam bentuk Silpa.

"Saya hanya staf, saya tidak tahu kapan akan dikerjakan, nanti akan saya sampaikan dulu ke kepala dinas keinginan warga," kata Frengky.

Sementara itu warga menuntut perbaikan yang sudah diajukan bertahun-tahun untuk segera direalisasi tidak menunggu waktu sampai berbulan-bulan ke depan, apalagi sampai menunggu Agustus 2014 sebagaimana biasanya pengerjaan proyek di Tobasa.

"Kami minta jangan berlama-lama. Kalau sampai minggu depan jalan tidak diperbaiki kami akan tutup kantor camat dan jalan kami blokir," kata Ketua Naposo Bulung Ajibata (NBA) Carro Manurung.

Warga kesal menuding Pemkab Tobasa tidak tahu malu, karena membiarkan pintu gerbang wisata Danau Toba ini terus-menerus dalam kondisi jalan yang buruk. Kekesalan semakin menjadi karena pengerjaan jalan pun belum punya kepastian.

Terkait pernyataan banyaknya kendaraan yang sedang antri pada akhir tahun di sepanjang Jalan Justin Sirait menuju kapal feri, Carro Manurung mengatakan itu alasan yang terlalu dibuat-buat.

"Di Jakarta saja lalu-lintas padat setiap hari tapi tetap bisa bangun jalan. Itu bukan alasan," kata dia.

Sejumlah warga lainnya juga menanyakan anggaran pembangunan dan pemeliharaan yang diperuntukkan untuk daerah ini, yang menurut waga tidak pernah jelas, seperti taman kota, pemeliharaan gedung, dan lainnya.

"Kemana semua anggaran itu?" tanya mereka. (lian)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.