Ilustrasi
JAKARTA, JO- Keputusan Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk menghapus kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) pecinta alam dinilai Plt Gubernu DKI Basuki T Purnama (Ahok) terlalu terburu-buru. Seharusnya dikaji lebih dulu, bukan langsung dihapus.

Hal itu disampaikan Ahok di Jakarta, Selasa (1/7), menanggapi keputusan yang telah disampaikan sebelumnya Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Lasro Marbun, sebagai reaksi meninggalnya siswa SMAN 3 Jakarta yang diduga mengalami kekerasan dari rekannya selama mengikuti kegiatan pecinta alam di Jawa Barat.

Ahok menegaskan, Disdik tidak boleh bereaksi terlalu cepat seperti pemadam kebakaran. Menurutnya, pembenahan harus dilakukan dengan melibatkan pecinta alam dari kalangan kampus.

"Saya minta ditunda dulu (penghapusan-Red). Ini reaksi terlalu cepat, harusnya dikaji dulu, termasuk apakah guru-gurunya siap atau tidak," katanya.

Menurutnya, kegiatan pecinta alam memang membutuhkan SDM profesional untuk terlibat, termasuk jika sekolah tidak siap harus melibatkan organisasi pecinta alam dari kampus seperti Aranyacala Trisakti atau Mapala UI.

"Pakai mereka supaya turun, latihkan kelompok. Jadi pembimbing tuh ada tentara atau siapa," kata Ahok.

Meski begitu, dia juga meminta pihak sekolah untuk bersikap tegas jika ada siswa yang melakukan kekerasan terhadap rekan lainnya. "Kalau ada yang mem-bully gitu harus dikeluarin, udah sok. Itu udah kayak gaya preman, gaya mafia lama-lama," sambungnya. (jo-3)

Mengunjungi London? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.