Pushidrosal–MPA Singapura Jamin Keselamatan Navigasi Selat Malaka dan Selat Singapura

Pertemuan antara Pushidrosal dan Marine Port Authority Singapura.
JAKARTA, JO- Guna menjamin keselamatan navigasi di Selat Malaka dan Selat Singapura, Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) dan Marine Port Authority (MPA) Singapura menjalin kerjasama.

Membahas kerjasama tersebut, Kapushidrosal Laksda TNI Dr Ir Harjo Susmoro, SSos,SH, MH mengadakan pertemuan dengan Chief Hydrographer Singapura Dr Parry Oei di Singapura. Kedua Chief Hydrographer masing-masing negara tersebut membahas perkembangan Malacca Singapore Strait Electronic Navigational Charts (MSS ENC) dan potensi serta issue terkait faktor-faktor keselamat navigasi pelayaran di Selat Malaka dan Selat Singapura serta kerja sama dalam upaya memberikan jaminan navigasi pelayaran di selat terpadat di dunia tersebut di masa yang akan datang.

Beberapa isu yang menjadi perhatian Indonesia dan Singapura antara lain verifikasi laporan dari pengguna laut, kecelakaan kapal fery di Barelang, fenomena sand wave di Selat Malaka, Marine Safety Information (MSI), Marine Electronic Highways (MEH) dan lain-lain. Melalui koordinasi antara negara di Selat Malaka dan Selat Singapura, diharapkan dapat meningkatkan jaminan keselamatan pelayaran di kawasan tersebut guna mendukung kebijakan pemerintah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.




Malacca Singapore Strait Electronic Navigational Charts (MSS ENC) adalah produk ENC dari negara littoral states (Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Japan Hydrographic Assosiation /JHA, sebagai distributor ENC) di Selat Malaka dan Selat Singapura sejak tahun 2005. Sejak MSS ENC edisi pertama diluncurkan Singapura telah menjadi koordinator dari MSS ENC.

Sebagai mandat dari MSS ENC Steering Committee yang dilaksanakan pada bulan Februari 2018 di Tokyo Jepang, akan dilakukan rotasi koordinator MSS ENC dan Indonesia menjadi disepakati sebagai koordinator MSS ENC berikutnya. Secara formal serah terima koordinator MSS ENC akan dilaksanakan pada awal bulan Desember 2018 di Jakarta.

Proses peralihan koordinator memerlukan proses yang cukup panjang dan saat ini telah dilaksanakan technical assistance berkelanjutan dari Singapura ke Indonesia. (jo-17)



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.