Sudah Lewat 7 Hari, Kenapa Pencarian Korban dan Kapal KM Sinar Bangun Masih Nihil

Diskusi Basarnas dengan masyararakat di Samosir terkait upaya pencarian korban dan bangkai kapal KM Sinar Bangun, Senin (25/6/2018).
SIMANINDO, JO- Tenggelamnya kapal KM Sinar Bangun terjadi pada hari senin (18/6/2018), itu berarti hingga hari Selasa (26/6/2018) sudah lewat 8 hari dilakukan pencarian baik korban maupun bangkai kapal yang membawa ratusan penumpang itu, namun belum berhasil ditemukan.

Pencarian bersama pun digelar pada Selasa pagi ini, mengerahkan berbagai kapal, termasuk helikopter.

Diskusi sempat dilakukan di Posko SAR Simanindo bersama berbagai unsur yang dipimpin oleh Agus H dari Basarnas. Pantauan Jakarta Observer di lokasi, mereka sedang merencanakan upaya operasi bersama yang melibatkan seluruh unsur termasuk masyarakat dalam pencarian.

Masyarakat mengingatkan bahwa arus di kedalaman Danau Toba berubah-ubah sesuai waktu, dan hal itu akan membuat upaya pencarian dan pengangkatan bangkai kapal yang diduga berisi berbagai korban kapal tenggelam ini, akan mengalami masalah.

"Jam 10 sampai jam 4 sore arus di bawah tenang, dan di luar itu arusnya sangat kuat. Jadi kita perlu sesuaikan kapan arus deras dan arus tenang ini," kata warga.

Mereka telah mempersiapkan jangkar yang disiapkan hingga kedalaman lebih 500 meter. Hanya saja akan menjadi masalah jika jangkar itu mengangkat kapal dalam arus yang keras yang bisa membuat kapal terdorong.

Menurut Agus, perlu diskusi dengan masyarakat setempat karena yang mengetahui karakteristik danau ini adalah masyarakat setempat. "Jadi yang tahu karakteristik danau ini adalah bapak-bapak. kemudian dari mana kita akan menyisir apakah dari barat atau utara itu juga pwelu masukan dari bapak-bapak, sehingga pencarian kita efektif," kata Agus.

Sebelumnya, kapal yang ikut terlibat dalam pencarian yang disiapkan oleh pemkab dan masyarakat Samosir adalah tujuh unit kapal Ops Simanindo, satu kapal relawan Bara JP Samosir, satu speed boat rental ketua Bara JP Samosir, satu kapal relawan Silimalombu,serta kapal feri KMP Sumut I dan KMP Sumut II. (jabs/hsrt/kirman)


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.