Proyek penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) di Huta Dame, Palipi, Samosir.
PALIPI, JO- Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) yang diajukan kelompok keswadayaan masyarakat (KKM) Desa Huta Dame, Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara (Sumut) menuai pro dan kontra di tengah masyarakat.



Sekelompok masyarakat mengaku keberatan karena pihak panitia KKM dan pemerintah desa memaksakan untuk mengambil air lansung dari hulu sungai, dimana air sungai ini tidak layak dan tidak tepat juga untuk dijadikan sumber sarana air bersih.

Dari keterangan Sarimonang Sinaga, warga Huta Dame, Jumat (6/4/2018) lalu, sumber sarana air bersih ini tidak layak untuk dikonsumsi karena kalau di musim penghujan sungai ini akan meluap, dan air sungai akan bercampur lumpur dan berbau. Tak hanya itu, kalau musim kemarau sungai ini juga kering tidak akan ada air setetespun.

"Apalagi alat penghisap yang dipasang di lokasi sungai tidak sesuai. selain pipa yang tidak sesuai tembok bendungan yang dijadikan untuk menahan, luapan air sungai kalau terjadi hujan deras, juga tidak sesuai bestek RAB-nya," kata dia.

Menurut Sinaga, seharusnya tembok tersebut dicor, namun pelaksanaan yang terjadi di lapangan tembok hanya dibangun menggunakan batu padas. Karenanya, dia menjamin tembok ini tidak akan bertahan lama.

Dikatakan, sebenarnya warga sangat mendukung sekali adanya program pembangunan air bersih ini, namun yang menjadi protes warga Huta Dame adalah sumber air yang diambil langsung dari sungai tersebut dinilai tidak tepat.




"Jelas tidak akan memberikan manfaat yang signifikan, kalau musim hujan airnya akan berlumpur dan kalau musim kemarau sungai ini akan kering. Jadi manfaatnya dimana?" tanya Sinaga.

Lucas Sinaga selaku distrik kordinator program Pamsimas saat dikonfirmasi oleh media di kantornya Jalan Dr Hadrianus Sinaga, Pintu Sona, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir mengatakan, rencana awal sampai akhir pengerjaan berjalan lancar, dan kini manfaatnya sudah dapat dirasakan oleh warga Huta Dame.

"Semua prosedur sudah kita jalankan sesuai program, termasuk juga sebelum air digunakan oleh warga terlebih dahulu kita lakukan pengambilan sampel air untuk dilakukan uji lab," sambungnya.

Untuk melakukan uji lab ini pihaknya menyerahkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir. Namun saat media mengkonfirmasi ke Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir Nimpan Karokaro mengatakan, apa yang disampaikan Lucas Sinaga tidak benar.

"Kami Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir belum pernah diminta sampai saat ini oleh siapapun untuk mengambil sampel air dari Huta Dame untuk dilakukan uji lab. Jadi kalau dia mengatakan kami sudah melakukan uji lab, itu bohong," sebut Nimpan. (jabs)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.