Pengamat: Kanal Timur Belum Maksimal dan Pemprov DKI Perlu Lebih Sigap

Peta sebaran hujan di DKI Jakarta. (BMKG)
JAKARTA, JO- Pengamat lingkungan perkotaan, Ubaidillah mengatakan banjir di wilayah DKI Jakarta yang terjadi pada Senin-Selasa, 5-6 Februari 2018 bersumber dari air terusan dari hulu di Bogor atau banjir kiriman, dimana hujan dengan intensitas deras atau lebat di Bogor membuat debit air sungai Ciliwung meningkat dan bendungan Katulampa berstatus siaga satu.

Menurutnya, di Jakarta, Selasa (6/2/2017), bendungan Katulampa berstatus siaga satu, pernah terjadi sebelumnya pada 15 Januari 2013, 15 November 2015, 8 Maret dan 1 April 2016, serta di tahun ini 5 Februari 2018.

"Debit air sungai Ciliwung di Jakarta juga terpantau hingga hari Selasa 6 Februari tidak cepat surut, dikarenakan debit air tinggi masih mengalir dari Bogor, sementara polder-polder kurang cepat dalam menyedot air dan kanal banjir timur (BKT) tidak maksimal dalam menampung air melalui sodetan dari sungai Ciliwung," kata Ubaidillah.

Baca hotel terbaik di Paris, tulis komentarmu
Bandingkan harga hotel dan reviewnya di New York City
Baca review rental liburan di seluruh dunia
Ada apa di London? Cari hotel termurah dan nyaman disana!


Wilayah Jakarta yang terdampak banjir umumnya yang berdekatan dengan sungai, imbas dari luapan air sungai, dengan kedalaman bervariasi terendah genangan di jalan-jalan 20 cm dan banjir terdalam mencapai 1-2 meter seperti terjadi di Rawajati, Pejaten Timur, Jakarta Selatan.

Dia pun memprediksi, musim penghujan di tahun 2018 ini atau hujan lokal diperkirakan potensi masih akan terjadi, karena itu dia meminta agar Pemprov DKI Jakarta lebih sigap.

"Pemprov DKI Jakarta mesti lebih sigap dalam upaya penanggulangan bencana tersebut, utamanya fokus penyelamatan jiwa dan harta benda masyarakat," sambungnya. (jo-2)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.