Mundur dari Pilgub Jatim, Azwar Anas Sebut Ada Teror dan Pembunuhan Karakter

Azwar Anas
JAKARTA, JO- Teka-teki mengenai posisi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang sebelumnya akan berpasangan dengan Saifullah Yusuf sebagai calon wakil gubernur pada Pilgub 2018, akhirnya terjawab.

Pria yang dicalonkan oleh PDI Perjuangan itu, memutuskan untuk mundur dari pencalonan, dengan alasan banyaknya teror bahkan pembunuhan karakter yang diterimanya bekalangan ini.

"Ada teror kepada saya dan keluarga saya serta ada upaya pembunuhan karakter kepada saya sebagai calon wakil gubernur Jatim," kata Azwar Anas dalam siaran persnya, Jumat (5/1/2018).

Menurutnya, perlakuan seperti itu sudah sering diterimanya sejak periode kedua dirinya menjabat Bupati Banyuwangi.Teror dan pembunuhan karakter ini makin gencar ditujukan kepadanya saat dirinya akan melangkah ke Pilgub Jatim

"Bahkan, saya juga dikirimi macam-macam gambar di masa lalu untuk mencegah saya mengambil kebijakan-kebijakan tertentu. Tetapi, kan, saya tetap lanjutkan apa yang baik bagi orang banyak,” ujar Anas.

Teror seperti itu dia dapat tepatnya ketika dirinya menerapkan sejumlah kebijakan, seperti pelarangan pasar modern dan memperjuangkan saham bagi rakyat di sektor pertambangan. "Bahkan, saya dilaporkan melakukan kriminalisasi kebijakan karena kebijakan-kebijakan tersebut,” ucapnya.

Hotel Paling Romantis. Berapa Sih Tarifnya!! Hemat 25% untuk Setiap Hotel Tempat Anda Menginap & Baca Ulasannya
Cari Tahu Tarif Hotel Terkini di Medan
Cari Tahu Tarif Hotel Terkini di Palembang

Dia menganggap, semua itu adalah risiko dirinya sebagai pejabat publik yang sedang memperjuangkan nasib rakyatnya. Sebab, membangun daerah menurutnya bukanlah hal yang mudah.

Menurut Anas, mmembangun daerah memang bukan suatu hal yang mudah dan memiliki banyak tantangan, namun karena dukungan penuh masyarakat dan terbukti banyak perubahan di Banyuwangi maka apapun risikonya harus dijalani.

"Ya ini saya anggap sebagai risikolah, apapun yang datang menghadang untuk kebaikan banyak orang seperti program Rantang Kasih yang memberi makanan bergizi tiap hari ke lansia, program uang saku tiap hari bagi pelajar miskin dan sebagainya, ya itu sudah biasa kami hadapi jika ada yang menyerang terkait momen politik," katanya.

Program-program ekonomi kerakyatan, lanjut dia, berhasil meningkatkan pendapatan per kapita warga Banyuwangi dari Rp20,8 juta per orang per tahun menjadi Rp41,46 juta per orang per tahun pada 2016 atau ada kenaikan 99 persen.

Angka kemiskinan pun menurun cukup pesat menjadi 8,79 persen pada 2016, jauh lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi Jatim yang tembus dua digit.

Produk Domestik Regional Bruto naik 104 persen dari Rp32,46 triliun menjadi Rp66,34 triliun sehingga Banyuwangi terus menjadi daerah dengan inflasi terendah se-Jatim. (jo-2)



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.